Mohon tunggu...
Sapto Anggoro
Sapto Anggoro Mohon Tunggu... Lainnya - Pedagang

Semesta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bisa Karena Biasa

29 Agustus 2024   16:00 Diperbarui: 7 September 2024   11:03 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia mengalami peristiwa hidup tidak luput dari kesalahan yang pernah dilakukannya. Tuhan adalah kasih. Tuhan memberikan pengampunan atas kesalahan manusia karena kasih Tuhan. Tuhan berkenan memberikan manusia kesempatan untuk berubah. Kesempatan inilah yang dapat dipergunakan manusia kembali ke jalan yang benar. Kebenaran ini menjadi buah dari pertobatan yang dilakukan manusia yang telah menerima dan mendasari hidupnya dengan kesadaran.

Kita diberikan piranti rasa oleh Tuhan untuk memaknai peristiwa hidup yang kita alami. Rasa ini yang mendasari tumbuhnya kesadaran hidup kita. Kesadaran hidup yang lahir dari kasih Tuhan ini  merupakan firman yang menjadi pedoman arah hidup kita. Bersediakah kita dituntun, dibimbing melalui kesadaran hidup yang kita terima dalam menjalani hidup sehari-hari kita ?

Kebiasaan menjadikan kita bisa belajar melakukan kasih. Kita bersyukur boleh mengalami peristiwa kasih setiap hari. Kita bisa karena biasa. Kebiasaan memudahkan kita mengenali kasih yang ada dalam diri kita sendiri. Kebiasaan berasal antara lain dari teladan orang lain, refleksi kita sendiri, minat kita dan kebutuhan sehari-hari kita. Kebiasaan bisa kita rasakan dan terlihat seperti  kita melakukan aktifitas berulang-ulang di dalam hidup sehari-hari kita. Setiap hari kita bekerja, membersihkan rumah, menyiram tanaman, memberi makan hewan piaraan dan melakukan pekerjaan lainnya.  Kita bersyukur bisa dimudahkan mengenali diri kita sendiri dari kebiasaan hidup kita masing-masing.

Kebiasaan menjadi bagian alami yang memiliki daya untuk membentuk karakter diri kita masing-masing. Peristiwa hidup kita merupakan firman yang bisa kita alami sehari-hari. Firman dari peristiwa hidup sehari-hari ini dapat kita terima ketika kita mendengar, melihat, merasakan dan memahami peristiwa hidup kita masing-masing. 

Kesadaran menuntun hidup kita melakukan kebiasaan yang berguna bagi hidup kita. Kita hidup dalam kesadaran dapat melakukan kebiasaan hidup sehari-hari kita tidak sekedar sebagai rutinitas semata namun kesadaran melihat hidup sehari-hari kita sungguh memiliki makna yang patut kita syukuri.

Hidup kita dinamis. Kebiasaan yang ada dalam diri kita berubah menyesuaikan kehidupan yang kita alami, dinamis sesuai dengan berkembangnya kesadaran baru dalam diri kita. Peristiwa hidup yang kita alami mempengaruhi kebiasaan diri kita. Kita mendapatkan pengalaman dan inspirasi yang baru dan merubah kebiasaan lama kita ke dalam kebiasaan baru yang sesuai dengan pemahaman baru yang kita peroleh. 

Kebiasaan itu hidup dan berkembang, kebiasaan itu bisa berubah sesuai dengan kebenaran baru yang hadir dalam diri kita. Kita dapat memahami bahwa yang tetap dalam hidup ini adalah perubahan. Demikian pula dengan kesadaran hidup kita yang menyesuaikan dan berubah melalui peristiwa hidup sehari-hari yang memberikan pemahaman baru.

Lakukanlah dengan sepenuh hati kebiasaan yang baik. Kebiasaan baik membentuk karakter pribadi yang baik menuju hidup dalam kesadaran. Kesadaran menuntun hidup kita bisa berguna menjadi urup uriping liyan, hidup yang berguna bagi orang lain. Jadilah orang baik tetapi janganlah habiskan waktu kita untuk sekedar membuktikan kepada orang lain kebaikan-kebaikan diri kita. 

Kebaikan yang tulus tidak membutuhkan pembuktian kepada orang lain. Lupakan kebaikan diri kita sendiri, selalu ingat kebaikan orang lain kepada kita. Marilah kita belajar hidup dengan rendah hati dan penuh syukur.

Hidup kita ini milik Tuhan, kita sama di hadapan Allah. Pesan kebaikan yang disampaikan Allah kepada kita bisa melalui siapa saja tanpa memandang muka. Baik melalui keluarga kita, suami, istri, anak-anak, saudara, tetangga bahkan yang mungkin orang yang baru kita jumpai sekalipun. 

Mereka semua sadar atau tidak sadar memberikan kita pelajaran berharga dalam hidup kita. Kita belajar meresapkan dalam diri kita dari hidup sehari-hari kita sebagai firman. Firman menuntun hidup kita saling berbagi dengan sesama serta ciptaan yang lain, membentuk hidup bersama yang damai dan sejahtera. 

Saling memberi kebaikan satu dengan lainnya. Kebaikan kita dapat kita lakukan sebagai bakti kita kepada Tuhan. Kita tidaklah pantas bermegah atas kebaikan diri kita sendiri karena sudah selayaknya hamba Tuhan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperintahkan Tuhan kepada kita masing-masing. Dimuliakanlah Tuhan selama-lamanya. Amin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun