Mohon tunggu...
Retha Purnama
Retha Purnama Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

i'm a funniest people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tubuh Balita Terlihat Kecil, Apakah Susu Pertumbuhan Harus Diganti?

21 Juni 2016   17:06 Diperbarui: 21 Juni 2016   17:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang tua yang was-was ketika melihat tubuh balita terlihat kecil. Tidak terlalu kurus dan tidak pula terlalu gemuk. Hanya saja terlihat kecil. Jika disandingkan dengan balita seusianya, maka balita terlihat lebih kecil.

Muncul pertanyaan apakah nutrisi yang ibu berikan selama ini kurang? Apakah ibu harus mengganti susu pertumbuhan? Atau apakah ada masalah dengan perkembangan balita?

Banyak sekali pertanyaan yang akan ibu ajukan. Hal tersebut dikarenakan ibu mengkhawatirkan perkembangan balita.

Mengganti Susu Balita Bukan Solusi Terbaik

Kebanyakan orang tua akan menyalahkan susu yang selama ini dikonsumsi si kecil. Mereka merasa susu yang diberikan bukan susu yang terbaik. Jadi, mereka harus mengganti dengan susu balita yang terbaik lainnya.

Pada kenyataanya, hal tersebut bukan solusi yang terbaik. Anak yang sepertinya mengalami keterlambatan pertumbuhan bukan hanya disebabkan susu. Ibu harus tahu hampir semua susu itu mengandung nutrisi yang sama. Yang membedakan hanya sedikit saja seperti kadar kandungan nutrisi tertentu.

Jadi. Jika ibu merasa sudah memilihkan susu balita terbaik dan selama ini tidak ada keluhan kesehatan yang dialami oleh balita, itu berarti tidak ada alasan bagi ibu untuk mengganti susu balita.

Yang Harus Ibu Lakukan

Satu hal yang harus dijadikan catatan adalah bawasannya sumber nutrisi terbanyak balita itu bukan dari susu balita, tapi dari makanan. Jadi, kira-kira apa yang harus ibu lakukan? Tentu saja memperhatikan betul menu makanan balita setiap hari.

Mulai saat ini, ibu bisa mencari menu makanan apa saja yang kaya akan nutrisi berupa kalsium. Karena kalsium inilah yang membantu pertumbuhan balita. Kalsium akan membuat tulang tumbuh lebih maksimal.

Selain itu, ibu juga perlu menambah asupan gizi berupa protein. Ada dua jenis protein, yaitu protein nabati dan hewani. Protein nabati bisa ibu dapatkan dari kacang-kacangan. Sementara itu, ibu bisa memberikan protein hewani dari daging sapi. Silakan ibu berkreasi dengan bahan makanan tersebut.

Hanya fokus pada pemenuhan protein saja tentu tidak cukup. Ibu harus mengajak si kecil bermain sebuah permainan yang bisa menstimulus tulang untuk berkembang. Contohnya saja berenang. Jelas sekali olahraga yang satu ini akan membuat pertumbuhan tulang maksimal. Tidak sedikit anak yang suka berenang memiliki tubuh yang tinggi.

Ibu tidak perlu mengajak balita ibu berenang setiap hari. Cukup luangkan waktu satu kali dalam satu minggu saja. Rutin melakukan aktivitas ini akan membuat balita ibu tidak terlihat kecil.

Terlepas dari itu semua, ukuran tubuh balita juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Itu artinya ibu harus lihat ukuran tubuh ibu dan juga suami ibu. Jika tubuh ibu dan suami tidak terlalu tinggi, maka tidak mengagetkan jika balita ibu juga terlihat kecil. Hal ini disebabkan pertumbuhan balita secara fisik dipengaruhi oleh faktor genetika.

Jadi, jangan tergesa-gesa menyalahkan susu untuk pertumbuhan dan akhirnya ibu ingin mengganti dengan merk susu yang lainnya. Ibu harus tahu apa yang harus ibu lakukan untuk menstimulus pertumbuhan si kecil. Itu intinya.

Memberikan susu dan menyediakan menu makanan yang bergizi sudah cukup untuk memastikan nutrisi yang dibutukan untuk pertumbuhan sudah tercukupi. Jika dua hal tersebut sudah ibu berikan, giliran ibu memikirkan aktivitas apa saja yang penting agar balita tumbuh maksimal seperti balita-balita yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun