Pada masa dahulu Desa Bungurcopong mulanya hanya berupa hutan belukar atau rimba namun berangsur angsur datanglah masyarakat dari kerajaan antah berantah seperti Air Tiris, Rumpia, Jengkoleun.... dll dan Sungai Cimoyan untuk membuka lahan perkebunan dan ladang berpindah pindah setelah hutan ditebang, mereka berladang kemudian ditanam karet tetapi mereka tidak bermukim ditempat tersebut hanya menginap beberapa hari kemudian mereka pulang, kemudian datang lagi untuk menjenguk kebun mereka.
Setelah masa penjajahan Jepang berakhir barulah ada masyarakat yang bermukim di Bungurcopong. nama Bungurcopong belum jelas asal usulnya dan siapa yang memberi nama Bungurcopong tersebut, ada sebagian masyarakat yang mengatakan adanya pohon Bungur yang tertanam dikebun dan Copong dalam bahasa sunda Copong Artinya Kosong/Bolong, dan ada pula yang memberi makna tersendiri bahwa pohon Bungur yang tegak lurus menandakan kelurusan dan kejujuran. Sungai Cimoyan bermakna sumber kehidupan yang memberi kesejukan kesuburan pada masyarakat namun yang jelas sampai saat ini belum ada yang menemukan asal usul nama Bungurcopong secara pasti.
Pada tahun 1960 an masyarakat mulai bertambah dan bermukin di Bungurcopong yaitu daerah Kp. Bungurcopong disitu awal mulanya, kampung desa Bungurcopng terdiri dari Enam Kampung yaitu Kampung Lebak Buluh, Kampung Bungurcopong, Kampung Cimoyan, Kampung sungkelang, dan Kampung pamatang, Kemudian pada Tahun 2019 Kampung Cigarunggung Berpindah Domisili yang awalnya di Desa Ciherang Sekarang Sudah menjadi bagian dari Desa Bungurcopong.
Karena Desa Bungurcopong dilintasi jalan raya yang menghubungkan Kecamatan Sindangresmi dan Kecamatan Picung perkembangan Desa Bungurcopong secara berangsur angsur bertambah pesat dan masyarakat bertambah banyak yang pindah ke Bungurcopong sehingga Desa Bungurcopong berpenduduk beraneka ragam.
Itulah sedikit pemaparan mengenai Sejarah Desa Bungurcopong, Semoga artikel ini bisa memberikan sedikit informasi tentang sejarahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H