Mohon tunggu...
Habibur Rohman
Habibur Rohman Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

saya adalah seorang penulis lepas yang berpengalaman dan kreatif. saya telah menulis berbagai jenis konten, termasuk artikel, konten pemasaran, ulasan produk, dan banyak lagi, untuk klien dari berbagai industri. Sebagai seorang penulis lepas, saya memiliki kemampuan untuk menulis dengan cepat dan efektif dengan kualitas yang tinggi. saya terbiasa bekerja dalam jadwal yang fleksibel dan selalu berusaha memenuhi kebutuhan klien dengan menghasilkan konten yang sesuai dengan target audiens.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Harta: Apa Itu Kekayaan Sejati?

6 Maret 2023   15:02 Diperbarui: 6 Maret 2023   15:05 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Harta atau kekayaan sering dianggap sebagai tujuan tertinggi dalam hidup manusia. Banyak orang berusaha mencari harta sebanyak-banyaknya, bahkan dengan cara-cara yang tidak selalu etis. Namun, apakah kekayaan benar-benar bisa membawa kebahagiaan? Dan apakah kekayaan itu sendiri memiliki nilai filosofis yang lebih dalam?

Dalam perspektif filsafat, harta dapat dilihat sebagai salah satu bentuk barang atau benda material yang memiliki nilai relatif. Banyak filsuf yang menyatakan bahwa kekayaan sejati sebenarnya bukanlah barang atau benda material yang dapat diukur, tetapi justru merupakan nilai-nilai yang tidak dapat diukur seperti cinta, kebahagiaan, kedamaian batin, dan kesadaran akan diri sendiri dan keberadaan manusia di dunia.

Menurut filsuf Yunani, Epikurus, kebahagiaan sejati terletak pada kebebasan dari rasa takut dan kekhawatiran, serta kemampuan untuk menikmati kebahagiaan sederhana. Dalam pandangan ini, kekayaan hanya memiliki nilai relatif dan tidak dapat membawa kebahagiaan sejati. Epikurus juga menekankan bahwa kekayaan sejati terletak pada persahabatan, kasih sayang, dan kebaikan moral yang dilakukan kepada orang lain.

Di sisi lain, filsuf Stoik, Seneca, menyarankan agar manusia menghargai kekayaan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam hidup. Dalam pandangan ini, kekayaan tidak boleh dijadikan sebagai tujuan utama dalam hidup, tetapi sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan yang lebih besar. Seneca juga menekankan pentingnya kebebasan dalam mengelola harta dan menekan pengaruhnya terhadap hidup manusia.

Dalam konteks modern, filosof berkebangsaan India, Mahatma Gandhi, juga memiliki pandangan tentang kekayaan sejati. Ia menekankan bahwa kekayaan yang sejati terletak pada kemampuan manusia untuk melayani orang lain dan berkontribusi pada kebaikan masyarakat. Gandhi menolak pandangan materialistik tentang kekayaan dan menekankan pentingnya memandang harta sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan bersama.

Dalam kesimpulannya, harta atau kekayaan dapat dilihat dalam berbagai perspektif dan memiliki nilai relatif yang berbeda-beda bagi setiap orang. Namun, melalui eksplorasi pandangan-pandangan filosofis, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai yang sebenarnya berharga dalam hidup, seperti kebebasan, kebahagiaan, dan pelayanan kepada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun