Capaian Imunisasi Measles dan Rubella - MR di Kota Banjarmasin masih sangat rendah, yakni baru mencapai 27, 8 persen dari target sebanyak 176 ribu lebih anak usia di bawah 15 tahun.
Diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin - Anis Suroyo, rendahnya capaian imunisasi MR dikarenakan adanya pernyataan dari LPPOM Majelis Ulama Indonesia - MUI Pusat, bahwa vaksin yang digunakan menggunakan enzim babi dan Human Diploid Cell atau organ tubuh manusia.
Sehingga banyak pelajar yang tidak mengikuti program tersebut, khususnya di sekolah - sekolah berbasis agama Islam. Seharusnya capaian imunisasi MR di ibu kota provinsi dapat terealisasi hingga 95 persen.
Mengingat jumlah anak yang menjadi target sasaran di kota ini paling banyak, disusul Kabupaten Banjar. Dalam hal ini pihaknya masih menunggu instruksi dari Dinas Kesehatan Provinsi, Â terkait proses pemberian imunisasi MR selanjutnya. Di mana selama bulan September, imunisasi MR dilakukan di pelayanan kesehatan, setelah sebelumnya dilakukan di sekolah - sekolah pada Agustus lalu.
"Kita tunggu saja dulu arahan selanjutnya dari Provinsi" ucap Anis. Ia memastikam belum ada temuan warga Banjarmasin yang terserang Rubella, seperti yang terjadi di Kabupaten Kota lain, khususnya kota Banjarbaru.
Seperti diketahui, dari telaah Tim LPPOM MUI, vaksin MR yang diproduksi oleh Serum Institute of India - SII dan didistribusikan di Indonesia oleh Biofarma, positif menggunakan enzim babi dan Human Diploid Cell dalam proses pembuatannya. Kemudian MUI Kalsel mengeluarkan pernyataan, bahwa vaksin tetap boleh digunakan untuk imunisasi, karena belum ada vaksin serupa yang bersertifikasi halal. (Ju)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H