Mohon tunggu...
Smartfm Banjarmasin
Smartfm Banjarmasin Mohon Tunggu... -

101.1 FM -The Spirit of Indonesia Check these out : Facebook : Smartfm Banjarmasin Twitter : @SmartFM_Bjm Youtube : Smartfm Banjarmasin Link Youtube goo.gl/bXtwuV

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Capaian Imunisasi MR di Banjarmasin Masih Rendah

19 September 2018   13:04 Diperbarui: 19 September 2018   13:17 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Capaian Imunisasi Measles dan Rubella - MR di Kota Banjarmasin masih sangat rendah, yakni baru mencapai 27, 8 persen dari target sebanyak 176 ribu lebih anak usia di bawah 15 tahun.

Diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin - Anis Suroyo, rendahnya capaian imunisasi MR dikarenakan adanya pernyataan dari LPPOM Majelis Ulama Indonesia - MUI Pusat, bahwa vaksin yang digunakan menggunakan enzim babi dan Human Diploid Cell atau organ tubuh manusia.

Sehingga banyak pelajar yang tidak mengikuti program tersebut, khususnya di sekolah - sekolah berbasis agama Islam. Seharusnya capaian imunisasi MR di ibu kota provinsi dapat terealisasi hingga 95 persen.

Mengingat jumlah anak yang menjadi target sasaran di kota ini paling banyak, disusul Kabupaten Banjar. Dalam hal ini pihaknya masih menunggu instruksi dari Dinas Kesehatan Provinsi,  terkait proses pemberian imunisasi MR selanjutnya. Di mana selama bulan September, imunisasi MR dilakukan di pelayanan kesehatan, setelah sebelumnya dilakukan di sekolah - sekolah pada Agustus lalu.

"Kita tunggu saja dulu arahan selanjutnya dari Provinsi" ucap Anis. Ia memastikam belum ada temuan warga Banjarmasin yang terserang Rubella, seperti yang terjadi di Kabupaten Kota lain, khususnya kota Banjarbaru.

Seperti diketahui, dari telaah Tim LPPOM MUI, vaksin MR yang diproduksi oleh Serum Institute of India - SII dan didistribusikan di Indonesia oleh Biofarma, positif menggunakan enzim babi dan Human Diploid Cell dalam proses pembuatannya. Kemudian MUI Kalsel mengeluarkan pernyataan, bahwa vaksin tetap boleh digunakan untuk imunisasi, karena belum ada vaksin serupa yang bersertifikasi halal. (Ju)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun