Smart FM Banjarmasin
BANJARMASIN - Dua bulan terakhir sejak kasus CoVID-19 pertama di Kalimantan Selatan pertengahan bulan Maret lalu, kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju hazmat lengkap, masker dan juga sarung tangan karet di rumah sakit meningkat dari hari ke hari.
Saat ini, ratusan APD digunakan setiap hari oleh petugas medis yang ada di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Muhammad Muslim, Kepala Dinas Kesehatan yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) CoVID-19 Provinsi Kalimantan Selatan, mengungkapkan bahwa saat ini kebutuhan APD jauh lebih besar dari sebelumnya.
Mengingat saat ini ada peningkatan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif dan dalam perawatan di ruang isolasi di rumah sakit yang tersebar di 13 kabupaten/kota.
"Kalau kalkulasi (kebutuhan APD, red) dalam sehari itu tergantung pemanfaatan di fasilitas mana," jelasnya.
Muslim mencontohkan, jika di ruang isolasi yang terdiri dari dokter spesialis, perawat dan tenaga kesehatan lain, maka kebutuhannya dalam sehari dapat mencapai 21 set APD tingkat tiga untuk tiga shift yang masing-masing memerlukan 7-8 set.
"Di ruang isolasi kan yang bertugas harus menggunakan lengkap, minimal 7 item," tambahnya lagi.
Ketujuh item itu meliputi masker N95 atau ekuivalen, hazmat suit coverall, sepatu boot, pelindung muka, sarung tangan bedah karet steril, penutup kepala dan apron atau celemek.
Berbeda lagi jika untuk petugas di bagian tracking atau penelurusan dan pengambilan spesimen yang juga menggunakan APD namun tidak selengkap di ruang isolasi.
Untuk mereka yang tidak berada di ruang isolasi biasanya menggunakan APD standar yang setidaknya meliputi masker bedah 3 lapis, hazmat suit coverall, sarung tangan karet steril sekali pakai dan dapat ditambahkan pelindung wajah atau face shield.