Keterbatasan fisik bagi warga tertentu, sekarang bukan lagi menjadi suatu penghalang untuk menyalurkan bakat dan kreativitas yang dimiliki. Mereka yang dulunya hanya dipandang sebelah mata, saat ini banyak memiliki kemampuan yang sama dengan warga normal pada umumnya.
Misalnya yang dialami Yulianti - Salah seorang warga tuna rungu, yang telah berhasil mengembangkan bakatnya dari menjahit, untuk membuat suatu karya dari kain sasairangan. Satu persatu hasil karyanya seperti kemeja dan tas Ia pamerkan, dengan kualitas yang tidak kalah bersaing dengan produk lain. Melalui Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin, Ibu satu orang anak ini akhirnya bisa memasrkan semua hasil karyanya.
Sementara itu munurut Riri Sopiandi - Salah seorang pembeli mengaku langsung tertarik, setelah melihat berbagai hasil karya yang dibuat oleh warga penyandang disabilitas. Selain harganya yang cukup murah, hasil jahitan di jilbab yang Ia beli juga sangat rapi. Bahkan motif sasaringan pada jilbab memiliki jenis yang berbeda - beda, sehingga tidak kalah dengan hasil dari pengrajin - pengrajin ternama. "Satu jilbab satu motif, jadi tidak terkesan barang pasaran," ucap Ibu satu orang ini. Riri mengaku cukup senang berbelanja di rumah kreatif, Â karena produk - produk yang ditawarkan cukup berkualitas.
Berbagai harapan dan keinginan dari warga penyandang disabiltas terus disuarakan kepada Pemerintah. Tidak hanya ketersediaan lowongan pekerjaan, namun juga dari segi fasilitas publik yang ramah difabel. Akhmad Riyad - Sekretaris Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia -- PPDI Banjarmasin mengungkapkan, ketersediaan fasilitas publik seperti pedestrian yang ramah difabel, sangat berguna bagi mereka dalam beraktivitas. Sehingga kota Banjarmasin bukan hanya menjadi milik warga normal, namun juga bagi mereka yang memiliki keterbatasan. "Ia berharap warga penyandang disabilitas dapat terus dilibatkan, dalam setiap perencanaan pembangunan daerah," terang Riyad
Keterbatasan fisik bukanlah sebuah alasan bagi warga penyandang disabilitas, untuk menyerah pada keadaan. Siapapun berhak mengejar impian terbesarnya, tidak memandang bagaimana kondisi orang bersangkutan. Bermodal semangat tinggi dan kerja keras, mencapai sebuah kesuksesan bukanlah suatu hal yang mustahil. (Ju)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H