Mohon tunggu...
mardianto mgl
mardianto mgl Mohon Tunggu... mahasiswa -

sedikit ilmu yang dibagi lebih baik daripada banyak ilmu yang disimpan sendiri,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Merindukanmu

8 Januari 2016   20:05 Diperbarui: 8 Januari 2016   21:07 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[sumber www.9detik.co]“Kembali malam iniaku lalui dengan sebuah lamunan. Ditemani dengan segelas kopi hitam yang menghangatkanku dari dinginnya udara malam. Meski malam ini bintang bintang tak menampakan kedipannya dan sang bulan bersembunyi dibalik mendungnya awan, akan tetapi kehadiranmu dalam hidupku membuat ku tetap merasa bahagia. Kita memang dipisahkan oleh jarak dan waktu. Laut jawa yang memisahkan kita demi sebuah perjuangan untuk mencapai masa depan yang lebih indah. “

“Malam ini kerinduanku terhadap kehadiranmu disisiku kembali kurasakan. Tanpa ada kabar bagaimana keadaan kaliyan sekarang. Ibuk bapak, anak kamu disini merindukanmu. Ingin rasanya aku memeluk kaliyan dan mencium tangan kaliyan. Sedih memang  rasanya berpisah dari orang tua. Pengalaman pertama jauh dari orang yang disayang memang sulit untuk dijalani. Memang, dulu aku sering mengabaikan dan menganggap biasa momen momen kebersamaan kita. Tapi kali ini benar benar aku merasakan kerinduan akan kasih sayang. Kalian yang membesarkan, merawat, mendidikku hingga seperti sekarang. Betapa besar jasa kalian dalam hidupku yang mungkin akan sulit untuk terbalaskan. Entah bagaimana aku bisa membalas jasa kalian, kasih kalian tidak bisa terbayar dengan material semata, lebih dari itu pasti kalian akan sangat bahagia bila semuanya bahagia. Ibu bapak, mungkin aku memang jarang mengungkapkan perasaanku langsung dihadapan kalian. Aku yang biasanya nakal, sering menyusahkan kalian, bahkan kadang membuat kalian sedih terhadap perilaku yang tak terpuji. Entah apa yang kalian sedang kalian lakukan sekarang ini. Mungkin kalian juga merasakan hal yang sama, bertumpuk tumpuk rasa rindu yang tak bisa direalisasikan.”

Pengorbanan bapak, yang setiap hari berjuang tuk bahagiain anaknya. Cucuran keringat yang membasahi seluruh badan, rasa lelah yang tak dihiraukan, siang malam berjuang tanpa ada batas kata lelah. Pernahkah kalian berpikir dan renungkan, perjuangan bapak untuk ayahnya. Pernahkah kalian melihat, cucuran keringat yang keluar dari badannya secara langsung? Lihatlah, karena itu bisa membuat kalian sadar akan perjuangannya. Membuat kalian akan lebih menghargai uang yang telah mereka berikan sehingga bisa menggunakannya dengan lebih bijak.

Untuk kalian yang merasa orang tuanya mampu, jangan pernah kalian terlalu membanggakan apa yang diberikan orang tua kalian. Jangan Cuma melihat apa yang diberikan oleh orang tua, tapi lihat apa yang telah kalian perbuat dan kalian berikan untuk orang tua. Belum tentu nasib kita dimasa yang akan datang akan lebih baik. Kita harus berusaha dan berdoa dengan sepenuh tenaga dan rasa untuk menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.

Pada dasarnya orang tua memang tak pernah menuntut balas terhadap apa yang telah mereka lakukan terhadap kalian. akan tetapi akan lebih indah apa bila kita bisa memberikan sesuatu yang membuat mereka bahagia. Kebahagiaan tidak dapat dilihat dari materi yang kita berikan, akan tetapi kebahagiaan terlihat dari bagaimana kita menyayanginya, memperhatikannya, peduli dengan mereka. Sungguh sangat indah apabila kita bisa melakukan hal itu. Mungkin saya sendiri belum bisa sepenuhnya membahagiain orang tua, akan tetapi saya terus mencoba. Jangan menunggu kita sukses  dulu untuk bahagiain mereka. Lakukan sekarang juga, karena terkadang hal kecil yang kita perbuat, itu merupakan hal yang indah bagi mereka. say to your mom n you dad, "i love you mom,  i love you dad.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun