Mohon tunggu...
Sondang malau
Sondang malau Mohon Tunggu... guru -

Guru di salah satu SMP di Kabupaten Padang Lawas, SUMUT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menulis Memancing Ide

26 April 2015   15:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:40 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang berkeinginan ingin menulis tetapi hanya terbatas pada keinginan menulis. Akan tetapi ketika duduk di depan komputer berat rasanya memulai menulis dan tidak tahu apa yang hendak ditulis. Dan berhenti tanpa memulai menulis dan menyerah dengan alasan tidak ada ide.

Pada akhirnya mengkambing hitamkan ide. Tidak ada ide yang muncul di dalam kepala. Maka jangan heran banyak orang yang sebelumnya produktif menulis tetapi pada akhirnya tidak menulis satu tulisanpun hingga bertahun-tahun. Keinginan semakin memuncak tetapi kegiatan menulisnya tidak pernah terlaksana.

Hal ini terjadi pada diriku sendiri, pernah dalam satu hari aku menyelesaikan dua buah cerpen sekaligus. Dan betapa bersemangatnya dalam menulis, ide baru juga tetap ada. Tetapi belakangan tidak pernah menulis lagi bahkan hingga 10 tahun tidak pernah menulis satu cerpen pun. Sungguh tragis bukan bagi seorang yang berkeinginan menjadi seorang cerpenis.

Jadi setiap hari hanya alasan demi alasan muncul supaya tidak menulis. Dan memang rasanya tidak ada ide satu pun hinggap di dalam kepala. Kalau memang tidak ada ide mau menulis apa? Yang semakin pintar bukan kegiatan menulisnya tetapi semakin pintar beralasan untuk tidak menulis.

Ternyata ada hal penting yang belakangan ini aku sadari mengapa aku tidak menulis dengan alasan tidak memiliki ide. Untung saja aku sadar, sehingga sekarang ini aku bergiat kembali menulis. Maka mohon maaf bagi para penulis di kompasiana jika tulisan-tulisanku akan banyak tampil disini.

Memangnya ada apa? Melihat kembali jauh ke belakang pada saat aku produktif menulis. Walau tulisanku hanya untuk koleksi pribadi. Pada saat itu aku rajin menulis dan pada saat yang sama ide-ide di kepala terus bermunculan. Semakin banyak aku menulis, menulis apa pun itu maka semakin banyak pula ide yang hinggap di kepala. Ajaib bukan.

Kemudian aku mencoba memahami mengapa semakin jarang aku menulis maka semakin jarang juga ide hinggap di kepala. Dan ketika tidak pernah menulis, aku juga tidak pernah mendapatkan ide yang hendak dituliskan bahkan dalam hitungan tahun.

Akhirnya aku menarik kesimpulan tentang bagaimana supaya mendapatkan banyak ide sehingga produktif menulis. Semakin sering aku menulis maka semakin sering pula ide-ide baru muncul. Dan ide itu datangnya kadang tidak terduga. Semakin jarang aku menulis maka ide juga semakin jarang muncul.

Atau kata kerennya seperti judul di atas menulis memancing ide. Ternyata umpan untuk mendapatkan ide adalah tindakan menulis. Semakin rajin memberikan umpan tulisan maka semakin banyak ide yang tersangkut dan tertangkap.

Jadi sekarang umpan menulisnya apa supaya banyak ide yang tertangkap? Tidak dibatasi apa pun yang hendak dituliskan. Harus menulis dengan baik dan indah, itu juga tidak. Kalau saja belum memiliki umpan untuk menulis bisa memulai dengan menulis catatan harian dengan rutin. Menulis catatan harian bisa saja menulis apa saja yang ada dalam pikiran. Dengan membiasakan menuliskannya maka ada saja sesuatu yang sebelumnya tersembunyi menjadi perlahan terbuka dan itulah saat munculnya ide-ide baru.

Semakin sering menuliskan atau menuangkan apa yang kita pikirkan ke dalam tulisan maka akan semakin banyak ide lain yang mengantri untuk dituliskan pula sehingga kita akan semakin kaya akan ide-ide baru. Memang kedengarannya lucu tapi itu semua itu berdasarkan pengalaman penulis. Ingin mendapatkan banyak ide baru maka menulislah yang banyak pula sehingga mendapat panen ide yang melimpah. Kalau sudah panen ide, tuliskanlah dengan segera dan tampilkan di kompasiana. Aku ingin membaca betapa berwarna ide-ide yang didapatkan dalam bentuk tulian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun