Aku tidak tahu mengapa tahun ini batu akik serasa melambung tinggi di angkasa. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya batu ini tidak digandrungi seperti saat ini. Dan aku dulunya membayangkan pun tidak bahwa memakai cincin batu akik itu menarik. Memilikinya juga tidak.
Lambat laun berita-berita tentang batu akik entah bermula darimana semakin menguasai pemberitaan di media elektronik dan media masa sehingga menimbulkan penasaran. Seperti apa sih batu akik itu dan mengapa diberitakan sampai ada di daerah tertentu setiap pegawainya diwajibkan memakai cincin batu akik. Kalau tidak memakai batu akik maka akan dikenakan sanksi. Wah sampai segitunya. Rasa penasaran pun semakin menjadi.
Kemudian terdengar lagi kabar bahwa ada batu akik yang berhasil terjual hingga setengah milyar. Batu sekecil itu harganya setengah milyar? Tidak habis pikir. Dan berita terakhir di salah satu televisi nasional, cinci batu akik Tommy Suharto terjual dengan harga seratus lima puluh juga rupiah. Semakin menarik saja berita tentang batu akik ini. Katanya dan masih katanya bahwa batu akik yang mahal itu biasanya ada gambar naga atau gambar harimau di dalamnya atau di dalamnya ada tulisan Arab. Kalau dipikir bagaimana bisa ya ada cincin seperti itu. Aku tidak mau mencari tahu apakah betul ada cincin seperti itu atau hanya hasil dari rekayasa. Tapi fenomena batu akik sungguh luar biasa dan mencoba mendunia melalui KAA saat ini.
Belakangan di daerahku satu persatu kawan-kawan sudah memakai cincin batu akik dan tentu saja selalu membanding-bandingkan dengan cincin batu akik kawan lainnya. Tetapi aku lihat selalu hangat dibicarakan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul biasanya, dapat darimana dan berapa harganya? Disertai kekaguman di dalam hati ingin memiliki cincin batu akik seperti itu. Mulailah tergerak untuk memilikinya dan di daerahku juga ada perubahan. Di pinggir jalan sudah ada tempat membeli batu akik berbagai warna dan ukuran. Dan setiap kali aku melewatinya selalu saja ramai pelanggan dan aku pun suatu kali singgah dan melihat-lihat. Wow ada sekitar setengah karung bongkahan-bongkahan batu akik dari berbagai warna dan motif. Tidak bosan-bosannya hanya melihat-lihat dan menyentuhnya. Akhirnya aku juga mengambil satu warna agak kemerahan dan ada sedikit pola hati ayam. Mereka mengatakannya panca warna. Ternyata juga tidak mahal, upah menggosok/mengasah sampai jadi hanyalah dua puluh lima ribu rupiah dan bahannya hanya sepuluh ribu. Sampai saat ini aku masih menunggu bagaimana hasilnya. Rasanya sudah tidak sabar memakainya. Ternyata tidak semahal yang diberitakan di berita-berita nasional. Hanya tiga puluh lima ribu rupih ditambah cincin pengikatnya sekitar tujuh puluh lima ribu rupiah.
Aku hanya mewakili para penggemar pemula batu akik. Yang awalnya bisa saja karna terpengaruh oleh berbagai berita. Jika mereka menggambarkan bagaimana pandangan mereka tentang batu akik bisa saja berita tentang batu akik semakin heboh lagi. Sebab lain orang lain pula yang mereka alami dan pandangan mereka berbeda tentang hal itu. Pasar batu akik ini tentu saja semakin cerah ke depan. Mungkin saja sampai semua penduduk Indonesia memakai cincin batu akik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H