Mohon tunggu...
Slaveberdasi
Slaveberdasi Mohon Tunggu... -

Bicara investasi tanpa basa - basi https://slaveberdasi.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengejar Mimpi Kebebasan Finansial

17 Mei 2017   12:21 Diperbarui: 17 Mei 2017   12:47 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rata - rata keuntungan investasi di Indonesia

Untuk mencapai mimpi itu dapat kita ukur apakah dapat terlaksana, dan butuh berapa lama hingga meraihnya.

Lalu gimana cara nya ?

Terdapat dua komponen utama yang perlu diperhatikan untuk menggapai impian tersebut.

  1. yang pertama adalah Pengeluaran. Perlu kita ketahui berapa pengeluaran ideal kita setiap bulannya, kita hitung berapa yang kita keluarkan untuk biaya rumah, transportasi, makan ,dan kebutuhan lainnya. Setiap orang pasti memiliki kebutuhan yang berbeda - beda, namun setidaknya kita sudah memiliki gambaran berapa yang kita keluarkan rata - rata setiap bulannya. Jangan lupakan juga asuransi, karena proteksi dari asuransi sangatlah penting, apakah cukup hanya dengan BPJS ? perlu diketahui penyakit adalah penyebab nomor 1 kebangkrutan. Jadi mempersiapkan perencanaan keuangan takkan terlaksana dengan baik tanpa mempersiapkan proteksi kesehatan.
  2. Yang kedua adalah Pendapatan. Berapa besar yang  kita dapatkan setiap bulannya? menyisihkan dana untuk diinvestasi juga perlu realistis, karena kita pasti memiliki kebutuhan operational dan cicilan yang menyedot cukup besar dari pendapatan kita. Taruhlah yang masuk akal kita menyisihkan sebesar 20% dari pendapatan kita untuk investasi

 

Setelah mengetahui pengeluaran & pendapatan. Tindakan selanjutnya kita perlu menetapkan berapa dana yang kita butuhkan nantinya untuk mencapai impian kebebasan finansial. Penulis tidak mau menggunakan asumsi ketika pensiun memakai dana pokok investasi dengan harapan cukup sebelum meninggal. Penulis tidak ingin nilai pokok investasi berkurang ketika sudah pensiun, jadi yang penulis inginkan simpelnya adalah dengan makan bunga aja penulis bisa hidup, jangan sentuh - sentuh pokoknya. Memang kalau dengan asumsi pertama dana investasi yang kita butuhkan jauh lebih kecil untuk pensiun nantinya. Namun sulit yaa menerima kalau duit kita berkurang terus, ga tenang iyaa, sayang juga iya liat rekening duitnya berkurang terus, tooh kan pasti ada warisan yang ingin kita tinggalkan pada anak cucu kita nantinya.

Sekarang mari kita mulai hitung - hitungan sederhana untuk mengetahui berapa dana yang kita butuhkan untuk mencapai target kebebasan finansial.

Misalkan kebutuhan hidup penulis adalah 10 juta setiap bulannya. Nah untuk mendapatkan bunga 10 juta setiap bulannya, berapa nilai pokok yang perlu kita miliki ? berapa persen bunga yang diberikan, dan apa instrumen nya ?

Misalkan penulis mengasumsikan pada saat mencapai kebebasan finansial nanti, penulis menginvestasikan pada instrumen rendah risiko seperti deposito , atau ORI dan mendapatkan bunga net 5% setiap tahunnya. Dengan asumsi tersebut berarti untuk mendapatkan bunga 10 juta setiap bulannya penulis menargetkan memiliki investasi sebesar 2,5 miliar rupiah. Dihitung dari 2,5m dikalikan 5% dan dibagi 12 bulan maka didapatkan bunga kira - kira 10 juta setiap bulannya

setelah mengetahui target yang penulis butuhkan adalah 2,5 miliar. Penulis menghitung dari sekarang berapa yang harus disisihkan dari pendapatan, berapa % ? realistiskah, kemudian investasinya ke instrumen apa ??

Dalam pemahaman penulis investasi yang sehat dan reliable hanya terdapat beberapa instrumen. Pertama direksadana saham dimana dana diinvestasikan di IHSG, kedua investasi di reksadana obligasi pemerintah, dan terakhir deposito. Properti juga ok, namun sulit untuk mengukur berapa rata - rata return nya dalam setahun, tidak ada data yang valid

rata - rata keuntungan investasi di Indonesia
rata - rata keuntungan investasi di Indonesia
(Data bloomberg diolah sendiri )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun