Indonesia negeri tersantai dan terbahagia di dunia sedang tidak enak diliat. Pemilu 2019 seperti tak kunjung usai, dan tak juga mengganti lembar baru. Salah satu paslon dinyatakan menang, salah satu lainnya menyuarakan mereka curang.
Di bulan puasa ini, beberapa kelompok orang jadinya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk marah-marah, saling pukul, ancam-mengancam, tuduh, dan benci. Atas dasar kepentingan dan kekuasaan duniawi. Sebagian ada yang berdiri sejak pagi, juga ada yang disiapkan di malam hari. Sebagian lainnya perang di ranah sosial media. Juga menghakimi dan saling tuduh. Antar manusia.
Segelintir kecil lainnya seperti Saya, pasti langsung mencari lagu-lagu dari Iksan Skuter. Beliau merupakan musisi folk asal Malang. Banyak lagu-lagu mas Iksan yang menyuarakan narasi kebesaran nusantara, kritik sosial, kegelisahannya dalam hidup, dan masalah kehidupan, serta rasa syukur dalam hidup.
Meskipun tema yang diangkat, misalnya, salah satunya adalah kritik sosial. Entah kenapa lagu-lagu mas Iksan tetap bisa ditangkap dan dinikmati oleh kalangan siapapun. Diwawancarai oleh Siasat Partikelir, mas Iksan bilang, "Aku hanya menyuarakan apa yang kulihat, apa yang kudengar dan apa yang kurasa." Musik ia percaya bisa merubah keadaan.
Indonesia Raya itu mampu mengubah keadaan lewat musik. Sebuah imperium eropa, sangat takut ketika pada suatu hari ada seorang komposer yang bernama WR Supratman. Ia membuat komposisi yang mengajak orang untuk berpikir merdeka. Komposisi yang mengajarkan rakyat Indonesia untuk menolak menjadi koloni. - Â (Diambil dari wawancara siasatpartikelir.com)
Mendengarkan lagu-lagu mas Iksan seperti mencari kewarasan diri sebagai seorang manusia. Disamping itu, juga kita diajak 'tertawa' tentang kondisi negeri ini. Dan juga tentunya diajak berpikir dibeberapa lagunya. Namun yang paling penting dari setiap lagunya adalah kesadaran penuh sehingga membuat kita 'bergerak' dari narasi yang beliau lemparkan lewat mediumnya.
Maka dari itu lagu mas Iksan adalah pilihan yang tepat untuk menjauh sedikit dari berita-berita yang tidak sedap dilihat dan didengar akhir-akhir ini. Sembari berdoa agar chaos yang terjadi sekarang supaya cepat berlalu. Meskipun Saya tahu, siapapun yang ingin berbuat tidak baik di negeri ini, bahkan sekalipun itu masih niat, jelas tak dapat restu sama sekali oleh Tuhan YME. Seperti lirik dalam lagu 'Negara',
"Matikan saja tvmu, bakar semua koranmu, non-aktifkan sinyal hpmu, ku rasa itulah merdeka."
berikut lagu-lagu Iksan Skuter pilihan Saya yang menggambarkan kondisi Indonesia yang sedang kacau. Saya cantumkan lagunya dan juga sebagian liriknya.
- Generasi Marah-MarahÂ
(Album Gulali/2017)
"Generasi marah-marah
maki memaki tanpa solusi
generasi marah-marah
selalu tak konkrit dan berpreori
saling makan memakan atau dimakan
saling bunuh membunuh atau dibunuh
saling basmi membasmi atau dibasmi
saling tindas menindas atau ditindas generasi televisi
Â
generasi marah-marah bikin onar, tak berprestasi
generasi marah-marah otak dengkul makanan sebakul"
Provokator Kerusuhan di Jakarta [21-22 Mei 2019)Â
Â
- Saat Yang SamaÂ
(Album Gulali/2017)
"Sementara di belahan bumi sana
manusia memuja-muja tuhannya
saat yang sama di belahan lainnya
leher ditebas atas nama agama
...manusia terus bertengkar
dan manusia terus bertengkar"
- Pulang (2017) Jangan Seperti Bapak (2017)
(Album Gulali/2017)
"Apakah kau pernah jauh dari rumah
Rindu yang menumpuk sakit dan berkecamuk
Apakah kau pernah jauh dari rumah
Terbangun di tengah malam
Dingin lapar tak tertahan"
"Nak, maafkanlah bapakmu
jikalau ada yang kurang dariku
jagalah cinta dan sebarkanlah dengan nurani jiwa
yang akan meneduhkan semesta.
- Doa Dimana-ManaÂ
(Album: Shankara: 2016)
"Doa itu dimana-mana
Ada di kolong sekolan
Ada di balik jamban
Ada di setiap nafasnya pengangguran
Â
Jangan mengajari orang miskin berdoa
Jangan mengajari preman-preman jalanan berdoa
Â
Doa itu dimana-mana
Ada di balik penjara
Ada di setiap tetes air mata
Ada di setiap nafasnya manusia
Doa-doa mengisi alam semesta
Ada di hutan-hutan rimba
Ada di letusan gunung"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H