Bunda Masdiana, S.Pd menekankan pentingnya literasi sebagai salah satu pilar pembentukan karakter anak sejak dini. Ia pun menciptakan sebuah program berjenama  Basepuh di TK Melati tempatnya mengajar.
***
Di tengah tantangan dunia pendidikan anak usia dini, Bunda Masdiana, S.Pd, Kepala TK Melati sekaligus Ketua Wilayah Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Kalimantan Timur, menghadirkan inovasi berbasis literasi bernama Basepuh. Program tersebut menjadi angin segar dalam meningkatkan budaya baca di lingkungan sekolah, melibatkan anak-anak, guru, dan orang tua secara sinergis.Â
Apa itu Basepuh?
Basepuh yang merupakan akronim dari Baca Sepuluh Menit dilahirkan dari keprihatinan Bunda Masdiana terhadap rendahnya minat baca dan kurang optimalnya pengelolaan perpustakaan di lingkungan sekolah.
Praktik baik yang dilakukan Bunda Masdiana di TK Melati ini  tidak hanya mengajak anak membaca buku, tetapi juga mengembangkan imajinasi melalui gambar, bercerita, hingga eksplorasi buku tanpa teks. Dengan durasi 10 menit sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan berliterasi ini dilakukan secara fleksibel di pojok baca, halaman sekolah, atau area bermain.Â
"Kami ingin menumbuhkan kecintaan terhadap buku sejak dini, agar budaya literasi tidak hanya menjadi tugas sekolah, tetapi juga menjadi kebiasaan di rumah," ujar Bunda Masdiana dalam wawancara Siniar bersama Anne dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur.Â
Di TK Melati yang berlokasi di Jl. RE. Martadinata No. 19 Mekar Sari Balikpapan Tengah Kota Balikpapan Kalimantan Timur, literasi menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. Guru berperan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui pojok baca di kelas. Â Sedangkan orang tua diharapkan menjadi teladan literasi di rumah.
"Membacakan cerita atau doa kepada anak adalah cara sederhana yang berdampak besar," tambahnya.Â
Literasi tidak hanya mencakup membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pembentukan karakter, kedisiplinan, dan tata nilai. Ia mengutip teori John Locke yang menyatakan bahwa anak adalah seperti kertas putih yang dapat dibentuk sejak dalam kandungan hingga masa kanak-kanak.
"Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan literasi yang positif. Contohnya, membacakan cerita atau doa kepada anak dapat menanamkan nilai-nilai literasi sejak dini," Â jelas Bunda Diana, S.Pd.
Peran Guru dan Orang Tua dalam Literasi Anak Usia Dini
Di TK tempat Bunda Masdiana mengajar, berbagai upaya dilakukan untuk mendorong minat baca dan literasi siswa. Salah satunya adalah menyediakan pojok baca di kelas yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Guru bertugas memfasilitasi suasana belajar yang menyenangkan, sementara orang tua diharapkan menjadi role model yang mendukung pembentukan kebiasaan literasi di rumah.
Bunda Diana juga menekankan pentingnya aturan main yang disepakati bersama, seperti jadwal harian untuk anak. Hal ini membantu anak memahami konsep tanggung jawab dan kedisiplinan, yang merupakan bagian dari literasi praktis.
Program Literasi Guru dan Buku Antologi
Sebagai warga IGI atau Ikatan Guru Indonesia, Bunda Masdiana aktif memimpin berbagai program literasi guru. Ia pun diamanati memipin Wilayah IGI Kalimantan Timur. Â Salah satu program unggulan adalah penulisan buku antologi, hasil kolaborasi para guru untuk berbagi pengalaman dan pemikiran. Buku-buku ini tidak hanya menjadi sarana pengembangan diri bagi para guru, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat luas.
Selama Pandemi Covid-19, IGI juga mengadakan pelatihan daring untuk meningkatkan kompetensi guru, termasuk dalam membuat video edukasi PAUD. Program ini membantu guru tetap produktif dan kreatif di tengah keterbatasan.
Dengan Basepuh (Baca Sepuluh menit) ini bukan berarti harus membaca kata atau kalimat," tutur Bunda Masdiana. "Tetapi lebih kepada membaca sesuai gambar yang dilihat anak. Artinya anak memaknai gambar pada buku sesuai imajinasinya. Dengan bercerita dengan buku bergambar atau bercerita tanpa buku. Mengenal ragam buku sesuai usia anak."
Basepuh merupakan cara untuk meningkatkan minat baca anak dan guru. Warga sekolah dan di rumah diupayakan  untuk menyukai buku bacaan sesuai usia anak, orang tua dan guru.
Basepuh selain dilaksanakan di TK tempatnya mengajar, jug lewat Basepuh PUL Bunda Masdiana menulis sejumlah buku. Â Salah satunya berjudul JeLi (Jejak Literasi) TK Melati. Buku ini merupakan karya bersama kepala sekolah, guru, orang tua dan anak didik.
Tips Meningkatkan Minat Baca Anak
Mengajar anak usia dini memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam menghadapi emosi anak yang sering berubah-ubah. Bunda Diana mengingatkan pentingnya sinergi antara guru, orang tua, dan anggota keluarga lainnya untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Pendampingan yang konsisten, pemberian edukasi, serta aturan yang jelas dapat membantu anak menjadi lebih terarah dan disiplin.
Bunda Diana berbagi tips bagi orang tua untuk meningkatkan minat baca anak, antara lain:
- Jadi Teladan. Orang tua dan guru harus menunjukkan kebiasaan membaca.
- Ciptakan Lingkungan Mendukung. Sediakan pojok baca di rumah dengan bahan bacaan menarik.
- Lakukan dengan Cara Menyenangkan. Ajak anak bermain sambil membaca atau bercerita.
- Bangun Komunikasi Positif. Dengarkan anak dan berikan penguatan positif ketika mereka menunjukkan minat membaca. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H