pra dan pascapilpres
seperti ini
selalu begini
kami berpesta di istana kemiskinan
menikmati kejelataan penuh keabadian
dibacakan sajak tentang pemulung yang berumah di gerobaknya
dinyanyikan sedendang tembang pengamen tentang betapa perihnya
menonton tayangan televisi pesta pora petinggi makan malam dengan pepes tuna sirip biru
menatap pengaya di balik kaca mobil di perempatan lampu merah simpang raya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!