Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Penulis - Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menuju 7 Pintu Masuk Membaca Pemahaman di SD IT UmmuL Quro Depok Jabar

11 Desember 2023   10:21 Diperbarui: 11 Desember 2023   10:25 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dwi Nowo Imam Nugroho, M.Pd Kepala SDIT Ummu'l Quro Depok (dok.SSDarindo)

Pelatihan Literasi Membaca Pemahaman bertema "Semangat Bersinergi Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman yang Berkualitas" digelar SD Islam Terpadu (SDIT) Ummu'l Quro Depok, Jalan H Sinda no. 54 Beji Depok Jawa Barat digelar pada 5 Desember 2023.

"Pelatihan ini antara lain menyikapi temuan rapor Mutu Pendidikan sebagaimana temuan Kemendikbudristek, bahwa pada 2023 tingkat literasi murid di SD, SMP, dan SMA atau SMK masih pelru ditingkatkan" ujar Dwi Nowo Imam Nugroho, M.Pd Kepala SDIT Ummu'l Quro Depok, saat membuka acara tersebut.

Diakui oleh Dwi Nowo Imam Nugroho, M.Pd, kemampuan membaca pemahaman sangat penting dalam rangka meningkatkan menambah wawasan pendidik dan peserta didik di SDIT Ummu'l Quro yang dipiminnya, dalam rangka berliterasi. Itu sebabnya, pada pelatihan ini peserta pelatihan ini melibatkan semua warga SDIT.

7 Pintu Masuk Membaca Pemahaman

Membaca Pemahaman dalam konteks berliterasi di SD, perlu berpedoman pada Kurikulum yang digunakan. Sebagaimana diketahui, Literasi Membaca adalah keterampilan mendasar yang membuka pintu akses ke pengetahuan.

Pada Kurikulum Merdeka, misalnya, peserta didik atau siswa diajarkan untuk menjadi pembaca yang kritis dan aktif, mampu mengeksplorasi berbagai sumber informasi, dari buku cetak hingga sumber digital. Kompetensi dalam memahami teks multimoda yang mencakup teks tulis, teks lisan, teks animasi, teks lisan (siniar), dan teks audiovisual.

Narasumber memaparkan 7 pintu masuk membaca pemahaman (dokSSDarindo)
Narasumber memaparkan 7 pintu masuk membaca pemahaman (dokSSDarindo)

"Dengan memedomani tujuan tersebut, mari kita dapat menuju ke 7 pintu masuk dalam Membaca Pemahaman" ujar narasumber Slamet Samsoerizal, dalam Pelatihan Literasi tersebut.

Lebih lanjut dijelaskan Samsoerizal, 7 pintu masuk yang dimaksud mencakup: tingkatkan kosakata, munculkan pertanyaan, gunakan petunjuk konteks, cari ide utama atau gagasan pokok, tulis ringkasan, pisahkan teks bacaan dalam bagian-bagian, dan atur kecepatan.

Dalam memahami sebuah teks, peserta didik sebaiknya juga dibiasakan untuk mencatatat kosakata yang belum diketahui. Ini bertujuan, agar kosakata pembaca menjadi meningkat. Pintu berikutnya adalah memunculkan pertanyaan saat membaca. Apa yang dimaksudkannya?

Pembaca dapat memahami ketika ada interaksi. Caranya adalah dengan mempertanyakan hal-hal yang dirasakan perlu dipertanyakan. Misalnya, saat membaca buku-buku fiksi. Boleh saja kita mempertanyakan sosok tokoh utama hingga karakternya.

Pintu ketiga adalah dengan menggunakan konteks dalam membaca. Sebuah istilah dalam teks yang kita baca, terkadang memerlukan konteks di luar teks. Sebagai contoh, kita menemukan istilah PHBS, dalam kalimat "Sekolah perlu mengenal PHBS."

Apabila kita menelusuri, istilah PHBS adalah singkatan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat. Konsep ini mengacu pada perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat termasuk sekolah.

Tak kalah penting adalah pembaca mampu menemukan ide pokok teks. Bagaimana caranya? Melalui pintu keempat, yaitu cari ide utama atau gagasan pokok teks. Peserta didik dapat dibimbing setahap demi setahap, mulai dari unit terkecil wacana atau teks yaitu paragraf.

Sebuah paragraf terdiri atas ide pokok dan ide penjelas. Ide pokok diungkapkan melalui kalimat utama. Ide penjelas diungkapkan melalui kalimat-kalimat penjelas.

Dengan memahami ide pokok per paragraf, memudahkan pembaca dalam memahami sebuah teks. Pintu kelima ini sangat membantu, saat peserta didik diminta untuk menulis ringkasan teks. Mereka akan dengan mudah menentukan butir-butir inti dari sebuah paragraf.

Apa yang melatih kita dalam meringkas? Sebagai pembaca kita menjadi terbiasa untuk mengharuskan sebuah bagian adalah penting. Sementara bagian lainnya, hanya sebagai pelengkap.

Memisahkan teks bacaan dalam bagian-bagian dapat dilakukan apabila kita membaca buku. Kita dapat membaca bab dan sub-bab secara teratur. Apabila pembaca terbiasa dengan memberikan catatan atau memberikan blok warna pada bagian-bagian teks yang dianggap penting, sila hal itu dilakukan.

Pintu ketujuh, dalam membaca pemahaman kita sebaiknya membiasakan untuk mengatur kecepatan membaca. Tiap orang pasti akan berbeda. Ada yang mampu membaca cepat dan langsung memahami isinya. Namun, ada pula yang memerlukan tambahan waktu.

Penurunan

Dilansir dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah merilis Rapor Pendidikan 2023 di laman https://raporpendidikan.kemdikbud.go.id/. Data Rapor Pendidikan Indonesia tahun 2023 menunjukkan tingkat kompetensi literasi murid di SD, SMP. SMA dan SMK masih perlu ditingkatkan.

Dari 11 indikator penilaian Rapor Pendidikan 2023, indikator kemampuan literasi murid termasuk yang mengalami penurunan.

Padahal, kemampuan literasi penting bagi murid di lingkungan sekolah dan masyarakat sebagai dasar pengetahuan, pengembangan keterampilan berpikir kritis dan analitis, serta bekal daya saing pada era globalisasi dan teknologi Indikator kemampuan literasi peserta didik. Indikator kemampuan literasi murid jenjang SMA sederajat turun 4,59 poin (skor 53,85 persen di 2021) menjadi 49,26 persen pada tahun ini (berdasarkan data Asesmen Nasional 2022). Sedangkan kemampuan literasi murid jenjang SD sederajat naik 8,11 poin (skor 53,42 persen di 2021) menjadi 61,53 persen pada tahun ini (berdasarkan data Asesmen Nasional 2022).

Adapun kemampuan literasi murid di tingkat SMP sederajat mengalami kenaikan 7,63 poin (skor 51,37 persen di 2021) menjadi 59,00 persen di tahun ini (berdasarkan data Asesmen Nasional 2022). Rapor Pendidikan mengartikan kemampuan literasi murid sebagai kemampuan memahami dan menggunakan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

Data Rapor Pendidikan 2023 berasal dari penilaian 2022, utamanya dari hasil Asesmen Nasional (AN), Data Pokok Pendidikan (Dapodik), sistem pendataan pendidikan yang dikelola Kementerian Agama (EMIS), dan Badan Pusat Statistik (BPS). ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun