Sementara prosedur sederhana ini tampaknya relatif ada di mana-mana di dunia kuno, beberapa masyarakat melakukan beberapa langkah tambahan dengan manfaat struktural yang sangat besar.
Salah satu contoh paling mencengangkan dari sejarah berasal dari orang Romawi kuno, yang menggunakan campuran kapur panas untuk membuat kalsium reaktif yang dapat "menyembuhkan diri" seiring waktu.
Demikian pula, Maya dari Lembah Copn menambahkan bakat mereka sendiri. Secara khusus, mereka menambahkan getah dari pohon terdekat yang memiliki efek menciptakan struktur yang mirip dengan nacre, atau induk mutiara, bahan bio yang melindungi moluska dari kekuatan gelombang laut yang mengikis.
Para ilmuwan mengerahkan segala jenis metode berteknologi tinggi untuk memeriksa fragmen yang diambil dari Lembah Copn, termasuk mikroskop elektron, difraksi sinar-X, dan mikroskop cahaya terpolarisasi. Mereka juga menemukan referensi tentang pembuatan mortar kapur Maya dengan "semacam air yang berasal dari kulit pohon," dari teks yang ditulis oleh seorang uskup yang hidup di abad ke-16.
Setelah berkonsultasi dengan keturunan Maya yang tinggal di daerah tersebut, para ilmuwan mengekstrak getah yang dibutuhkan dan mulai membuat plester Maya sendiri.
Setelah memasukkan getah selama slaking (bagian dari proses di mana air ditambahkan ke kapur api) dan membiarkan campuran menjadi dingin, para ilmuwan menganalisis hasilnya dan menemukan bahwa struktur kristalnya mirip dengan rekan kunonya.
Seperti mitra kunonya, plester telah meningkatkan plastisitas dan ketahanan cuaca, mirip dengan biomineral yang ditemukan di semen modern dan cangkang tiram.
Hal ini memungkinkan bangunan dan monumen Maya bertahan dari kerusakan iklim dan waktu, dan bertahan selama berabad-abad hingga akhirnya tiba di masa kini---berdiam diri dan siap bagi para ilmuwan untuk mengungkap rahasia mikroskopis mereka. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI