Â
Dulu, era telepon rumah masih merajalela, nunggak bayar jasa ke Telkom bahkan sampai diputus pun, tidak terlalu kentara diketahui tetangga. Â Namun, kalau urusan listrik. Apalagi sampai aliran listrik diputus, semua warga mengetahui kalau kita ngemplang sama PLN atau Perusahaan Listrik Negara. Â
***
Seorang Bapak tiba-tiba menggebrak loket. Ia marah-marah, saat mengetahui ia harus membayar 10 x lipat dari biasanya. Ia tidak diterima. Ia minta penjelasan sama kasir yang menginformasikan jumlah tagihan bulan lalu.
Wanita kasir tersebut, bukannya menjelaskan. Ia malah menangis. Usai reda tangisannya, ia menyampaikan satu kalimat: "Saya cuma menerima pembayaran sesuai data Pak."
Suatu saat nasib menimpa saya. Biasa membayar Rp600 ribu. Bulan ini kena Rp1.825.000, 00. Berdasarkan pengalaman seperti diceritakan, atau komplain ke kasir di loket pembayaran percuma.
Saya datangilah kantor pusat layanan PLN terdekat. Ilmunya dari dulu selalu begini. Aduan diterima, tetapi solusinya bulan depan akan dikurangi. Jadi, saya tetap membayar sesuai dengan data tagihan.
Saya tidak terima. Debat tapi percuma. Ujung-ujungnya seminggu kemudian, ada petugas mengaku dari PLN dan mengecek dari meteran hingga alur kabel dan menanyakan barang elektronik yang ada di rumah.
Terbukti normal-normal saja,walau tetap dengan pemeriksaan yang mengesankan mencurigai kalau saya ada nyolong listrik, petugas PLN pulang. Sejak itu, alhamdulillah tak pernah lagi ada masalah.
Ada satu hal yang lupa saya sampaikan. Salah catat juga pernah terjadi. Hanya karena petugas salah mencatat, maka bayarnya pun jadi tidak seperti biasa. Â
Vampir Listrik