Tren kepemilikan kucing hias  ini juga semakin didorong karena pemilik, komunitas, dan peminat sering berkumpul. Aktivitas tersebut dikemas  dalam acara tahunan seperti Jakarta Indonesia Pet Show.
Mari kita sebagai Ailurophile bersikap bijak terhadap kucing. Â Apa pun jenis kucingnya, mau kucing kampung atau bukan. Alangkah tak adil jika kucing yang berasal dari non-Indonesia (nonpri) diistimewakan.
Indikatornya, kucing tersebut dirawat sebagaimana anggota keluarga. Ia punya sertifikat identitas, diadopsi dari sebuah gerai khusus kucing. Ia punya kandang yang sangat bagus dibanding kamar pembantunya.
Kucing kampung,kucing liar atau Moggy yang mudah dijumpai dan diambil gratis malah dicuekin. Â Tampilannya tidak indah? Kata siapa? Apabila ia dirawat sebagaimana para pecinta kucing merawat kucing yang nonpri itu, pasti bisa lebih bersih dan sejumlah perilaku yang diinginkan puan dan tuannya.
Bila Anda merawat si Moggy dari anakan, malah lebih merasakan hasilnya. Ia bisa bertindak sebagaimana yang dimaui puan dan tuannya. Apalagi kalau disayang-sayang seperti yang sering kita lihat di Instagram para pecinta kucing.
Si Moggy punya nama, Â dimandikan setiap hari, dikasih sampo, punya dokter khusus, dan dikasih makanan bergizi sebagaimana kucing nopri tadi. Hasilnya bisa sama. Â
Sebagai seorang pecinta kucing, Anda seharusnya menyapa dan memperlakukan semua kucing yang ditemui. Jika para Ailurophile rela megeluarkan uang sampai ratusan juta demi kucing nonpri, mengapa "memusuhi" si Moggy mahluk Tuhan yang kalian sebut dengan kucing liar yang kampungan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H