Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Penulis - Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Empat Penjuru Mata Angin

9 Agustus 2022   07:39 Diperbarui: 9 Agustus 2022   07:41 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

WS Rendra (sumber:ayo-berbahasa.id)

Wahyu Sulaiman Rendra yang kondang  dikenal sebagai WS Rendra adalah penyair dan dramawan. Dia sering  dijuluki "Si Burung Merak" karena penampilannya sebagai deklamator selalu penuh pesona. Dia lahir tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah dan wafat pada 6 Agutus 2009 di Depok, Jawa Barat.

Berikut puisi persembahan dalam mengenang 13 tahun kepergian WS Rendra.

empat penjuru mata angin

hanyalah tempat menoleh

karena rumah di atas angin

menjadikan saksi mata

atas fenomena

atas peristiwa


(lewat sajak segala diberontak, dengan drama segala digertak)


hadir memberi makna

bagi semesta

pesona wangi

menyebar ke seantero bumi

pesona karya

membaur ke  jagad raya


 

(lewat sajak segala diberontak, dengan drama segala digertak)


gelisah demi gelisah

gundah demi gundah

adalah desah

payah

yang terlontar dengan dahsyat

 

 

 

karena rumah di atas angin bisa menangkap:

betapa keparat

para penguasa

yang gemar diri berpesta pora

sementara rakyat dibikin sengsara


(lewat sajak segala diberontak, dengan drama segala digertak)


angin kering di musim kemarau

tiba-tiba sejuk

ketika engkau pergi bukan merantau

segenap jiwa raga pasrah menunduk


aku tahu:

jalan lempang



menuju rumah keabadian

dapat dilalui dengan tenang

sebab aku pun tahu hidupmu

selalu di jalan kebenaran

selalu di jalur kebaikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun