Seorang kepala daerah, tanpa kehadiran tukang sayur bisa jadi bukan siapa-siapa dan tak mampu melakukan aktivitas apa pun. Ia akan kelaparan, manakala kebutuhan makannya terhalang tersebab tak ada tukang sayur yang berdagang di pasar.
Seorang mahasiswa, tak mungkin mampu meraih kesarjanaannya tanpa kontribusi tukang foto kopi. Contoh sederhananya, saat si mahasiswa akan presentasi dalam ujian skripsi, tentu memerlukan sejumlah foto kopian buat para dosen pembimbing. Â
Alangkah elok, jika kita sadar peran. Memberikan komentar atas segala peristiwa adalah hak warga+62. Akan tetapi, jika bukan ranah atau ahlinya tak perlu kita berceloteh.
Betapa di zaman digital ini, kita membaca warganet dengan mudah mengumpat, mencaci, menyumpahserapahi sebuah peristiwa yang mereka tidak tahu duduk perkaranya. Â Sosok yang sudah diopinikan publik "bersalah" dijadikan sebagai perundungan tak berujung.
Menjadi manusia bermanfaat, memerlukan keterbukaan diri untuk selalu belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H