Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Penulis - Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membudayakan Ucapan Terima Kasih

3 Agustus 2022   11:10 Diperbarui: 3 Agustus 2022   11:13 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Viral Gestur Sopan Seorang Pelajar Setelah Diberikan Kesempatan Menyeberang Jalan," demikian judul berita yang ditayangkan pada https://edukasi.sindonews.com/read/844559/212/viral-gestur-sopan-seorang-pelajar-setelah-diberikan-kesempatan-menyeberang-jalan-1659449316.  Apa isi beritanya sehingga unggahan tersebut viral?

Ada seorang pelajar yang hendak menyeberang. Pelajar tersebut berada di tengah jalan dan berhenti menunggu untuk diberikan kesempatan menyeberang.

Tampak dalam unggahan video yang direkam dari dalam mobil itu memperlihatkan mobil melambatkan lajunya untuk memberikan jalan kepada pelajarberseragam Pramuka tersebut untuk menyeberang.

Hal yang menjadi sorotan netizen adalah, sikap pelajar tersebut. Bagaimana setelah ia berhasil menyeberangi jalan. Inilah yang dilakukannya.

Ia kemudian melihat ke arah sopir mobil. Ia memberikan salam,  sambil mengatupkan tangan dan menganggukkan kepalanya tanda ia berterima kasih.

Budaya Berterima Kasih

Darimana anak mulai belajar berterima kasih? Jalur utama pastilah keluarga. Lalu, sekolah dan masyarakat.

Keluarga yang membiasakan kepada anaknya untuk mengucapkan terima kasih dalam sebuah aktivitas, pasti akan terbawa dimana dan kemana pun. Saat diberi sesuatu oleh orang tuanya, ia akan mengucapkan "Terima kasih, Ibu" dan sebagainya.

Pembiasaan sekolah yang mendukung budaya dari rumah anak, akan menopang perilakunya saat di masyarakat. Masyarakat pun sebagai komunitas  wajib mendukung tindakan tersebut.

Mengucapkan terima kasih merupakan bagian dari akhlak dan adab. Betapa pentingnya akhlak dan adab, sehingga Allah Taala menempatkanya sebagai hal yang paling utama.

Siapa pun Anda manusia yang cerdas  tidak akan berarti, jika tidak berakhlak dan beradab.  Ilmu menjadi berbahaya bagi pemiliknya.  

Ketika seseorang memiliki ilmu tanpa akhlak , maka dia akan lupa siapa dirinya yang sesungguhnya. Bahkan lupa bahwa dia adalah makhluk yang sangat lemah dan bodoh.

Berprestasi

Dalam kaitan ini menarik membaca penelitian yang dilakukan Subhan (2008) tentang akhlak dan adab terhadap prestasi siswa.  Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh akhlak terhadap prestasi siswa.

Kurang terbiasanya anak-anak berperilaku santun, dari perspektif pedagogik, hilangnya adab dalam proses pendidikan. Adab menjadi hal penting dalam proses pendidikan, sebab sejatinya fungsi dan tujuan utama pendidikan adalah untuk melahirkan manusia yang beradab.

Selain keluarga dan masyarakat, selayaknya dunia pendidikan menekankan pada proses takdib, yaitu sebuah proses pendidikan yang mengarahkan para siswanya menjadi orang-orang yang beradab. Proses pendidikan berbasis adab itu selanjutnya menjadi tugas mulia guru.

Pendidikan adalah alat utama untuk memperkuat budi warga dalam merawat bangsa. Dalam rumusan sistem pendidikan nasional, penyelenggaraan pendidikan nasional hadir tidak semata untuk membentuk manusia yang cerdas dan terampil, tetapi yang utama adalah menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Mengapa akhlak dan adab penting?  Prof. Buya Hamka menyatakannya melalui pantun berikut.

Tegak rumah karena sendi 

Runtuh sendi rumah binasa

Sendi bangsa ialah budi

Runtuh budi runtuhlah bangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun