Mohon tunggu...
slametribowo
slametribowo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Becak'e - Mas

6 Januari 2016   17:28 Diperbarui: 6 Januari 2016   17:52 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rantai becak emas, rantai dan gerigi yang bergerak adalah simbol dari pergerakan ekonomi ,pergerakan ekonomi masyarakat kota Jogja yang sebagian besar adalah wong cilik dan seperti rantai becak tersebut, yaitu berjalan pelan tapi pasti dan karena wong jogja adalah sebagian besar wong cilik, maka walaupun pergerakan ekonomi mereka berat dan pelan tetapi keyakinan mereka pasti, bahwa setiap insan manusia punya takaran rezekinya sendiri sendiri, dan mereka tetap melakoninya dengan pasti dan nerimo dan disinilah sebuah kemuliaan itu.

Kode simbolik atau pertentangan dua unsur terdapat pada becak, becak biasa tidak ada yang terbuat dai emas, sedangkan becak ini adalah becak yang digambarkan terbuat dari emas.

Kode kebudayaan ataupun kultural, yaitu suara suara yang bersifat kolektif, anonim, bawah sadar, mitos, kebjaksanaan, pengetahuan, sejarah, moral, sastra, psikologi, seni legenda yang terdapat dari karya ini adalah satu, yaitu kesederhanaan adalah sebuah keistimewaan

Kesimpulan

Dari analisis  berdasarkan tanda verbal dan visual diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan erat antara tanda visual dan tanda verbal. Tali hubungan yang erat tersebut memberikan pesan kepada kita bahwa Sultan sebagai pemegang kekuasaan di tanah indah, tanah penuh kemuliaan yaitu di Yogyakarta, seharusnya memberikan sebuah apresiasi kepada wong cilik khususnya tukang becak sebagai seseorang yang mempertahankan kesederhanaan  di kota Yogyakarta, kesederhanaan sahdu yang begitu dicintai masyarakat jogja ketimbang deru modernitas yang kurang ramah, yang hidupnya berat tetapi di laluinya dengan ikhlas, selayaknya mendapat sebuah apresiasi dari Sultan sebagai pemegang kekuasaan di tanah yang mulia.

 

Daftar Pustaka

Tinarbuko, Sumbo. 2010. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun