Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Maknai Pengorbanan Agung

9 Juli 2022   10:36 Diperbarui: 9 Juli 2022   10:40 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menelaah makna dari yang tersurat

Lepas jauh nalar ini agar tak perangkap sekat

Niscaya ragam pesan dan aneka wejangan didapat

Jadikan bobot kapal mampu siasati gelombang kuat

Seiring nahkoda rasa kian pahami kisi kisi semesta

Gladi tak kenal usai maknai yang tersirat dan fakta

Makin bertambah luas sanubari apapun bisa dicerna  

Damai kemudikan jiwa layari samudera aneka gelora

Karsa ini mestinya digemakan terus dalam nurani

Meski lalui terjal berliku nafsu pacu terkendali

Tak goyah deru goda iming iming megahnya kursi

Karena gemerlapnya itu imitasi jika diraih berkolusi

Menyelamlah lebih dalam lagi di telaga bening

Kan hirup aneka wangi teratai dalam hening

Jernih menatap kesejatian menang suatu tanding

Kejujuran menilai tanpa banding membanding

Metafora berdekorasi indah pelangi ini abadi

Bila nafas di keteduhan khatulistiwa sepi polusi

Berjuta kali didengar gema illahi di bumi reliji

Kontradiktif jika yang tertatap mata cuma imaji    

Kemaslah kembali kehakikian jiwa penuh rahim

Ikhlas lepas jubah kebesaran dan rompi jaim

Lebur isi sakit hati dan egoisme bukan hanya klaim

Diorama arofah adopsi pengorbanan agung sang Ibrahim

*****      

Bekasi, 09072022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun