Tatkala mata dipejamkan remang baluri langit raya
Gelombang ceria manjakan relungrelung semesta
Rembulan berjalan kesepian dirayu mega-mega
Secarik rindu sebuah nama di kanvas biru dibacanya
Kota tua membisu dalam misteri dari berjuta catatan
Hanya suguhkan lengang saat kubawakan deru kerinduan
Rona lampu menyapa, gerimis kecil umpat kegelisahan
Hingga larut tiba tanpa sepatah kata kau lontarkan
Stasiun kota bagai tak ada sisa sepotong pun senyuman
Ikut membisu berbalut sunyi meski cahaya berpendaran
Seolah ganjil, padahal jadi lautan suka cita saat pagi diedarkan
Bilangmu buah pandemi nafas mengalun kerap sedakkan
Bukan uzur hanya rotasi waktu berlalu yang belum lagi diputar
Meski kebanggaan dimusiumkan tapi wibawamu tetap bergetar Â
Sisa-sisa batavia jaya bukti metropolitan telah lama berkibar
Kucatat suatu ketika kota tua di sudut malam kurang bingar
*******
Kota Tua (Jakarta), 28032022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H