Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Enam Bintang Baru Diharap Cepat Merona

25 Desember 2020   09:52 Diperbarui: 25 Desember 2020   09:55 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam bintang kau pasang genapi langit yang berlubang

Di tengah erang ancaman kegelapan emang perlu terang

Ada bintang sengaja bobol langit dengan harta berenang

Tapi tenggelam di laut darah mendidih, kau terpanggang

Bangkainya diawetkan sesekali dipajang di ruang kaca

Tak ada jera sehingga kekejian itu bagai berlipat nyawa

Seperti kecoa dipitas telur-telurnya menetas tanpa dosa

Tubuhnya kuat tervaksin nyalinya tak lagi takut penjara

Ontran-ontran di tengah kepiluan antara hidup dan mati

Keberanian sempit dan linglung telaah oleh kering ruhani   

Bintangmu jatuh berkeping dari rasinya nasib termutilasi

Andai sering bermandi air mata kepedihan terasakan hati

Sudahlah kau terkunci dan masih banyak ruang belenggu

Untuk mencokok lagi kerbau-kerbau dungu bergelap kalbu

Kita tunggu bintang baru dapat terangi ke seluruh penjuru

Bertaburlah senyum redup ganti kemilau berkat karyamu

*******  

 Bekasi, 24/12/20

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun