Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Secuil Koran Bekas di Tangan Gembala

21 Desember 2020   16:47 Diperbarui: 21 Desember 2020   16:51 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harta orang tuaku masih merumput suka cita

Kereta jam empat lewat membagikan gemuruh

Gembala berlarian sambut roda baja berguruh

Mereka sambut para piyayi pulang dari jauh

Sekejap bermimpi suatu ketika nasib ditempuh

Dipungut selembar kertas masih berhawa kelezatan

Sisa menu rendang melekat tapi bukan rindu makan

Ya, dibekas bungkus rames itu ada cahaya disimpan

Kelak inspirasi cerita di secuil koran jadi jembatan

Di tiap jelang senja bagi gembala antara rel kereta

Pungut cahaya demi cahaya masukan rongga kepala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun