Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Selamat Jalan Sang Tangan Tuhan, Prestasimu Abadi di Dunia Olah Kulit Bundar, Jutaan Orang Terus Mengenangmu

26 November 2020   06:18 Diperbarui: 26 November 2020   06:26 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal Karier

Maradona terus tumbuh dan kembang di akademi Argentinos Juniors. Pada 1976 ia mengawali debut profesional, saat itu usianya belum genap 16 tahun saat melawan Talleres de Cordoba. Kemampuannya mengolah si kulit bundar melesat sangat tajam. 

Prestasinya mencengangkan, selama 5 tahun mengocek bola untuk Argentinos Juniors, gol yang dicetak 115 gol dari 167 pertandingan. Ia kemudian pindah ke klub lebih besar Boca Juniors.

Meskipun punya kesempatan untuk bermain di klub rival, yakni River Plate tetapi ditolaknya dan tetap Boca Juniors seagai pilihannya karena kecintaan klub tersebut merupakan impiannya. Pada 1981, dia mulai bermain untuk Boca Juniors hasilnya pun cukup fantastis klubnya yang berjuluk Los Xeneizes menjadi jawara Liga Argentina.

Pada 1982 akhirya hengkang karena ada konflik dengan pelatih Boca Juniors kala itu, membuatnya hengkang dan dipinang klub raksasa, yakni Barcelona bahkan saat itu ia memecahkan rekor dengan transfer termahal yakni 5 juta poundsterling. Semua mengakui performa Maradona sungguh luar biasa.

Tepatnya pada laga El Clasico 26 Juni 1983, dia mencetak gol yang ikut membawa Barcelona membantai 3-0 Real Madrid di kandangnya Stadion Santioago Bernabeu saat itu. Karena keluarbiasaan performanya, selama laga bergengsi itu, pertonton aplaus berdiri dari fans Real Madrid. Dimana kala itu merupakan kejadian pertama kali, dan selanjutnya dipertontonkan pula oleh bintang lainnya yakni Ronaldinho dan Andres Iniesta.

Tribunnews.com
Tribunnews.com
Setelah itu ada beberpa kemelut dialami sang bintang, seperti terserang hepatitis akibat salah diet dan adanya peristiwa chaos dalam final Copa del Rey 1984 melawan Bilbao ketika itu ia tak mampu a jaga emosi, dan keributan pemain terjadi dalam laga itu. 

Atas peristiwa itu Maradona dilego ke klub Italia Napoli pada 1984. Alasannya demi menjaga marwah klub karena tak ingin memiliki pemain yang melawan direksi.

Tetapi intang Maradona ukanmeredup, malah sebaliknya, begitu tia di kota Naples nilai transfernya menempati posisi puncak, alias jadi yang termahal saat itu, 6,9 juta poundsterling.  Ia begitu dipuja dengan disambut 75ribu fans di Stadion San Paolo. 

Faktanya kehadiran sang bintang mampu mengerek kasta Napoli berstrata menengah. Tepatnya mampu mengankat derajat klub berjuluk Partenopei tersebut ke papan atas Serie A Italia.

Pokoknya kecermelangan sang intang ini sepanjang tahun tak pernah redup, Diego Maradona pun diberi amanat sebagai kapten tim dan langsung menjadi idola dalam dan luar lapangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun