Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagi Negara Konflik yang Buahkan Sengsara, Bercerminlah Damai Indonesia yang Kini Rangking Pertama untuk Destinasi Dunia

21 November 2020   21:26 Diperbarui: 21 November 2020   21:51 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata Khalil Gibran, anak kalian bukanlah anak kalian. Mereka putra-putri kehidupan yang merindu pada dirinya sendiri. Berikan kepada mereka cinta kalian, tapi jangan gagasan kalian, karena mereka memiliki gagasan sendiri. Kalian boleh membuatkan rumah untuk raga mereka, sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tidak bisa kalian kunjungi, sekalipun dalam mimpi.

Kalimat mutiara indah itu sengaja penulis jadikan kepala artikel, tetapi tulisan ini tidak bertemakan tentang kehidupan anak-anak. Meskipun bangsa kita hari ini sedang peringati Hari Anak Nasional. Penulis mengapresiasi karena anak-anak adalah masa depan bangsa tercinta. Jika mereka semua sehat dan cerdas, Indonesia hari esok pasti gemilang.

Untuk mencapai hal tersebut pastilah negara harus tentram dan damai. Betapa sedih kita pada anak-anak di negara-negara konflik. Mereka menderita di banyak hal termasuk pendidikan. Imbasnya negara itu bisa kehilangan kegemilangan di masa depannya. Indonesia yang sudah asri dan nyaman ini, tidak keliru jika terus-menerus kampanyekan betapa pentingnya kedamaian.

Bicara kedamaian linier terkait cinta. Masih adakah orang di dunia ini yang tidak memiliki cinta dan rasa ingin damai. Sepertinya sulit menemukan jawaban tentangnya. Kecuali orang yang tidak sehat secara mental dan sepiritualnya. Pertanyaan serupa pun kita tanyakan, apakah ada orang di kolong langit ini yang merindu kekerasan dan kedamaian tidak dianggap penting lagi. Pertanyaan boleh beda tetapi yakinlah jawabnya sama, yakni hanya orang yang sakit secara moral dan sepiritualnya.

Seandainya ada,pastilah kita tidak mendukung orang-orang yang bisa dikatakan sinting itu. Jika tidak lagi hargai kedamaian lantas mau hidup dimana. Pasti akan terjadi seperti minyak dan air, di tengah-tengah peradaban humanis ini. Apakah perilaku itu ada di antara kita? Jika Densus 88 masih giat bekerja dan menuai hasil itulah jawabannya. Bisa juga bila amarah dan udah lakukan hal-hal destruktif atau anarkisme itu pantas dicurigai dan waspadai.

Yoexplore.co.id
Yoexplore.co.id
Destinasi Terbaik Dunia

Bukti negeri ini masih aman, tentram dan damai bukanlah isapan jempol. Faktanya tanah air beta tercinta ini, dapat kehormatan dinobatkan jadi 10 negara terbaik di dunia untuk dikunjungi. Tidak tanggung-tanggung prestasi ini jadi yang utama dari 10 negara terdamai dan terindah di dunia.

Tepatnya Cond Nast Traveler, awal Oktober lalu mengumumkan pemenang Readers' Choice Awards 2019. Hasil rating tersebut didapat dari 600 ribu pembacanya dan memberikan pengalamannya selama melakukan liburan. Kategori yang dilombakan pun cukup banyak, meliputi tentang pulau, kota, hotel, spa, kereta, pesawat, dan lain-lain.

Hasilnya, negeri bhineka ini dapat predikat pertama dalam kategori Top 20 Countries in the World. Tentu kita pantas kagum dan bangga sebagai warga negaranya. Mari kita simak di bawah ini, kedudukan negeri pelangi yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, kekayaan alam dan budayanya dinilai benar-benar luar biasa. Bukti tersebut kita peroleh nilai 92,78. Di bawah kita yang juga jadi destinasi terbaik masih di kawasan Asia Tenggara, yakni Thailand dengan skor 92,37.

Urutan ketiga Portugal yang miliki wisata alam dan bangunan bersejarah, nilainya 91,94. Kemudian Sri Lanka dengan skor 91,79, poin penilaiannya bertumpu pada wisata sejarah dan religi. Sedangkan urutan ke lima diduduki Afrika Selatan (91,59) yang dinilai adalah beragam pesona wisata safari.

Kemudian posisi ke enam negara Peru dengan Machu Picchu dan situs kuno Nazca Lines yang dibangun pada 200 SM -- 700 Masehi, peroleh nilai 91,28. Yunani tempati urutan berikutnya dengan penilaian meliputi kuliner, arsitektur dan kondisi alamnya dan berhak skor 91,18. Kemudian Filipina, objek wisatanya mulai digandrungi warga dunia dengan poin 90,63. Filipina memiliki nilai plus warganya ramah dan biaya liburan di sana relatif terjangkau.

Selajutnya Italia karena kondisi kota-kotanya nan indah seperti Roma, Milan, Florance dan Venesia jadi ikon Italia. Negara romantis ini dapat skor 90,62. Posisi ke 10 adalah Vietnam, nilainya 90,46. Negara pemenang perang lawan AS ini punya banyak spot keren yang penasaran silahkan dikunjungi.

Siapa masih mendustai dan ingin menodai karunia agung ini. Janganlah merasa bosan akan kedamaian dan rindukan kekacauan. Kedamaian mahal harganya, dan kalau sudah kehilangan sulit meraihnya lagi. Silahkan saja yang sinting dan kiblatnya sudah bergeser bosankan kedamaian, buru-buru minggat tak perlu bikin gaduh. Betapa rindu kedamaian bagi negara-negara konflik, sulit lagi menggapainya. Walau dimimpi dan diidamkan siang malam tetap susah untuk kembali.

Sungguh menderita dan luluh lantak nestapa mereka. Cukuplah perang dunia satu dan dua (PD I dan II) jadi cermin dan pelajaran, bahwa penderitaan itu sama sekali tidak enak. Bagi Indonesia cukuplah era perang mempertahankan Kemerdekaan 1945-an dan penumpasan PKI 1965 yang mencekam itu.

solopos,com
solopos,com
Selanjutnya kita doakan negara-negara yang sulit mencari, entah di mana ujungnya kedamaian segera mendapatkannya kembali. Terutama negara-negara dilanda konflik perang saudara. Semula mereka negara makmur, akibat konflik tak berkesudahan dengan bangsanya sendiri, kini luluh lantak jadi monumen nestapa dengan bangunan-bangunan beton kerontang yang porak poranda.     

Sejarah mencatat PD II tak hanya adu kekuatan senjata antara Sekutu dan Poros di medan pertempuran. Kecerdasan para penyusun strategi beradu dalam perang, kemudian memunculkan strategi-strategi brilian untuk mengecoh lawan. Strategi pengecoh juga berguna dalam posisi bertahan untuk meminimalkan kerusakan dari serangan lawan.

Kita sekadar mengenang penyebab PD I yang didasari berbagai faktor, berlangsung antara Juli 1914 -- 11 November 1918. Perang ini melibatkan semua kekuatan besar dunia, terbagi dalam dua aliansi bertentangan, yakni Sekutu (Britania Raya, Prancis dan Rusia) dengan Blok Sentral (Jerman, Austria-Hongaria dan Italia). Limbah nestapanya lebih 17 juta orang terbunuh dalam keangkaramurkaan itu.

Dengan mengerti penyebab PD I dan II generasi muda sadar, bahwa sebuah masalah tak harus diselesaikan dengan kekerasan (perang). Meski kini sudah ada yang menganalogikan kita sudah berada dalam "Perang Dunia Ketiga" yakni perang antar negara tengah berlangsung tapi bukan pakai kekerasan fisik, tetapi dengan cara lain. Hal ini diungkapkan Kepala Komite Hubungan Luar Negeri Senat, AS Peter D. Zimmerman. Seperti dikutip Tribunnews.com yang menukil artikelnya diterbitkan oleh www.military.com (29/10/2020), bahwa sesungguhnya perang dunia ketiga telah dimulai.

Kata dia perang dunia ketiga ini pola perangnya berbeda dari perang-perang sebelumnya yang andalkan senjata untuk membunuh lawan. Perang dunia ketiga menurutnya tanpa pertempuran dengan bom atau peluru. Seperti saat ini yang menjadi musuh bersama adalah Virus Sars-Cov-2, yang memicu munculnya Covid-19. Ini

Tulis Zimmerman dalam opininya, AS telah kalah perang cukup parah. Jika sekitar 400 ribu tentara AS tewas dalam 43 bulan pertempuran dalam PD II. Jumlah korban dalam perang dunia III, orang AS yang tewas sudah 203.000 hanya dalam 7 bulan saja. Kata dia, ini fakta orang AS terbunuh Covid-19 dengan kecepatan tiga kali lebih cepat dari tentaranya terbunuh oleh peluru Jerman dan Jepang.

Dari uraian yang sudah terpaparkan di atas, sejujurnya penulis ingin menekankan bahwa, konflik karena perang saudara sulit mencapai titik akhir. Faktanya negara-negara konflik meskipun untuk beberapa tahun damai, bukan jaminan benar-benar stop dari damai selamanya. Misal Armenia dan Azerbaijan yang rebutkan perbatasan Nargono-Karabakh, tapi akhir-kahir ini konflik terjadi lagi.

Demikian Korea yang dilanda perang saudara pada 1950-1953 yang damai oleh gencatan senjata, sepanjang tahun diwarnai ketegangan. Walau hanya saling gertak saja, sebab jika benar-benar perang pasti kerugian jiwa dan materi yang ditanggung kedua belah pihak tidak sedikit. Begitupun negara di kawasan ikut terimbas ekonominya. Semoga dunia selalu berkaca, demikian komponen bangsa ini bisa makin memahami betapa dahsyat luluh-lantak akibat perang.

Akarpadi.com
Akarpadi.com
Lima Kota Paling Bahaya

Jika di atas ada perbandingan negara terindah karena kedamaiannya. Di bawah ini adalah contoh hasil konflik di daerah-daerah di suatu negara konflik yang hingga kini masih sangat berbahaya. Hingga kota-kota tertentu terlarang untuk dikunjungi wisatawan asing.

Kebanyakan wilayah tersebut daerah yang sering dilanda peperangan dan imbasnya menjadi miskin dan terbelakang. Mereka juga menutup diri dari dunia luar. Seperti dikutip Idnnews.com ada 5 kawasan yang dianggap cukup berbahaya di dunia untuk dikunjungi.

Pertama kota Aleppo di Suriah, menjadi salah satu kawasan/kota paling berbahaya di muka bumi saat ini. Kota ini luluh lantak akibat perang saudara dan masih berstatus berbahaya bagi warga asing. Meski Aleppo sudah mulai berbenah, namun seperti diberitakan The Guardian, di berbagai sudut kota masih terlihat sangat mencekam. Warganya hidup dalam kekhawatiran perang bisa timbul kapan saja.

Kota Kabul yang merupakan kota besar dan ibu kota Afganistan ini hampir tiap waktu dihiasi ledakan-ledakan bom  dan peperangan. Laman BBC mencatat Kota Kabul dan kota-kota lain di Afganistan dianggap sebagai wilayah paling berbahaya di dunia. Bisa dikatakan nyaris tidak ada orang asing berani datang kesana, kecuali militer dan jurnalis perang.

Kota Tijuana, meski terkesan adem ayem, tapi jadi salah satu kota paling berbahaya di Meksiko, bahkan di dunia. Kota ini punya tingkat kriminalitas tinggi, utamanya pembunuhan menempati rating tertinggi di dunia. Menurut laman berita Fox News, indeks pembunuhan di Tijuana sebesar 138 per 100 ribu penduduk (0,138%) dari setiap 100 ribu jiwa.

Kota Mogadishu di Somalia ini jadi salah satu negara di Afrika yang sering terjadi perang saudara. Akibatnya, kondisi kesejahteraan menjadi sangat minim dan berdampak pada kualitas hidup sebagian besar warganya. Sesuai laman Times Live, kota terbesar di Somalia itu disebut-sebut sebagai salah satu kota paling rawan dan berbahaya di dunia.

Selanjutnya wilayah Sudan Selatan, sejak dulu sudah di cap sebagai negara berbahaya di dunia. Pemberontakan dan perang saudara hingga bencana kelaparan kerap hantui negeri ini. The Globe Post mewartakan Sudan Selatan menjadi kawasan paling berbahaya, terutama bagi orang-orang dari luar yang akan mengirimkan bantuan kemanusiaan pun diganggu.

Bila berkaca pada uraian di atas, masihkah ada pihak-pihak menginginkan tanah air konflik. Semoga tulisan ini bisa membantu ingatkan, betapa kedamaian menjadi tujuan bersama anak bangsa. Tak perlulah ada arogansi dan ego sektoral pemaksaan kehendak hanya membuahkan konflik horisontal. Yang pasti hasilnya hanya kerugian yang besar.

"Cinta ibarat mata air abadi, yang selalu mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa dahaga. Bagaikan anggur nikmat, yang manis di bibir menghangatkan badan, tetapi tidak jarang juga memabukkan," demikian Khalil Gibran dalam pesannya.

*******

Bekasi, 20/11/2020

#esawe.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun