Di tengah deburan ombak bengis kau tak henti menganyam asa. Di antara buih-buih yang pecah jadi darah, gelombangnya pelan-pelan kau renda. Dihadang kabut egoisme tetap kau tambang pernak-pernik permata. Dalam kekaukan komunikasi kau lentur, cakap, tegar suarakan cita-cita
Di terik siang ketatnya cengkeraman buas, kau berenang ketepian dan bijih-bijih mutiara telaten disatukan. Di bawah pohon besar yang dihuni gagak-gagak galak, kau membakar tekad gapai harapan. Optimisme sejuknya mahameru dapat mengaliri setiap nurani hasil menundukkan penjajah, jadi mimpi besar. Hari depan, esok digenggam penuh manusiawi.
Kejora-kejora muda terus kilatkan cahayanya di hitam langit yang pekat. Kau tetap sematkan semburat gadingnya. Meski belum mempunyai wajah berseri, di dada sorotkan cahaya ke seluruh penjuru dunia. Ikrarkan tiga tonggak sejarah yang tak lekang dan lapuk dikerut masa.
Senyum cemerlang menembus langit jauh ketinggian dalam rona. Kau leluasa getarkan masa yang berkabut tebal. Kau tetap tebarkan jala cari pengaruh dunia. Berikrarlah muda-mudi pertiwi penuh berani.
*****
Bekasi, 27/10/2020
#esawe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H