Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebelum Ada Matahari, Kejora Lebih Dulu Menerangi Bumi

27 Oktober 2020   11:26 Diperbarui: 27 Oktober 2020   11:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/MARKUS MAKUR

Di tengah deburan ombak bengis kau tak henti menganyam asa. Di antara buih-buih yang pecah jadi darah, gelombangnya pelan-pelan kau renda. Dihadang kabut egoisme tetap kau tambang pernak-pernik permata. Dalam kekaukan komunikasi kau lentur, cakap, tegar suarakan cita-cita

Di terik siang ketatnya cengkeraman buas, kau berenang ketepian dan bijih-bijih mutiara telaten disatukan. Di bawah pohon besar yang dihuni gagak-gagak galak, kau membakar tekad gapai harapan. Optimisme sejuknya mahameru dapat mengaliri setiap nurani hasil menundukkan penjajah, jadi mimpi besar. Hari depan, esok digenggam penuh manusiawi.

Kejora-kejora muda terus kilatkan cahayanya di hitam langit yang pekat. Kau tetap sematkan semburat gadingnya. Meski belum mempunyai wajah berseri, di dada sorotkan cahaya ke seluruh penjuru dunia. Ikrarkan tiga tonggak sejarah yang tak lekang dan lapuk dikerut masa.

Senyum cemerlang menembus langit jauh ketinggian dalam rona. Kau leluasa getarkan masa yang berkabut tebal. Kau tetap tebarkan jala cari pengaruh dunia. Berikrarlah muda-mudi pertiwi penuh berani.

*****

Bekasi, 27/10/2020

#esawe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun