Ambil kuas pemaaf pada keliru tak sengaja
Apalagi jalan yang dilalui tak berambu nyata
Tutup bopengmu dengan beddak putih merata
Biar senyum tetap mekar terbungkam air mata
Andai terang benderang ada larangan berhenti
Jiwa ini apakah meronta nekad maksa berlari
Mata air wejangan masih deras basahi ruhani
Rasanya sulit mendadak bengal terjang pekerti  Â
Lain kali bilang jelas pakai bahasa lumrah
Tak perlu lagi ancam akan usut penuh marah
Itu bukan bijak tapi arogansi wibawa murah