Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Awasi Ketat Penjarah Pekerti dari Para Pedebah

13 Oktober 2020   07:39 Diperbarui: 13 Oktober 2020   14:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinda lihat kembang pisang itu telah mekar

Seiring mentari meninggi tubuh kian bugar

Biarlah daun jati berjatuhan menghampar

Itu lukisan rindu di antara jantung berdebar

Hujan itu kulminasi awan tanpa lelah

Hanya tangisan panjang karena lemah

Bila derita itu digembala dengan ramah

Lepaslah, semua sedu sedan dan gundah

Kita ini pelaku musim bergulir tiap waktu

Nikmati iramanya tak buru-buru berpacu

Pelangi pun tak tumbuh di tepi langit biru

Tapi di dinding bergerimis cinta ini tak layu

Tak selamanya kita di pusaran gelombang

Kemarau pun hanya melintas bukan kekang

Bila saatnya tiba semaian bahagia kita timang

Di antara mentari rembulan jiwa selalu riang

Jadi apresiasilah muda mudi berjiwa gagah

Mereka sedang belajar dengan penuh ramah

Niscaya regenerasi baik di bumi gemah ripah

Mari awasi ketat penjarah pekerti dari pedebah

***

Bekasi, 13/10/2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun