Sebelum selesai langit bermandi kejora
Kemudian mentari gantikan cerahi jiwa
Hembus sejuk nafas rekahkan bahagia
Kaulah sang maha besar pancarkan rona
Bunga-bunga tampak mekar di pertiwi Â
Beraroma dan semerbak nikmat nurani
Mekar nasibmu dari kuntum-kuntum asri
Hingga menjadi buah masak nan berseri
Pilar-pilar kokoh itu faktor kekuatan
Tidak semua insan bisa disepadankan
Indah akar rumput masih diremehkan
Yang bisa menjulang karena topangan
Seperti kau para sukses di wahana luas
Bisamu berkat keinginan tak puas-puasÂ
Orang tua mendidik hingga puncak atas
Hasilnya kalian wibawa dan trengginas
Tapi, selain itu cuma perahu-perahu kertas
Tersengal-sengal di antara kompetisi panas
Diayunkan gelombang-gelombang ganas
Siapa sampai di muara itu yang tangkas
Banyak yang tumbang sebelum di dermaga
Berat berkompetisi cuma modal cita-cita
Sedikit sekali yang bisa berhasil raih tahta
Lainya harus rela bawa mati gita cinta
****
Pulogebang, 18/02/20
##Slamet Arsa Wijaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H