Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saling Menyadari Tiada Gejolak Tak Teratasi

4 Oktober 2020   13:59 Diperbarui: 4 Oktober 2020   14:04 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering bergelegar langitku tanpa gerimis

Dengan kilat membakar awan-awan tipis

Guruh meletup membahana bikin miris

Gunturnya buyarkan senyuman manis

Di atas persada ini banyak sinar saling pijar

Berkilau kilauan cahaya saling memancar

Seolah beribu keruwetan lenyap terbakar

Yang terasa gaduh bagai hutang tak dibayar

 

Baiknya sabar kita di bawah langit sama

Di cakrawala beragam hawa telah dirasa

Boleh bumi dipijak berdamping samudera 

Tapi banyak masalah tak bisa diatasi seketika

Sadarlah ini dunia nyata bukan negeri aladin

Yang ruwet kan sirna cukup diolah di batin

Di negeri pelangi masih berteman si miskin

Jadi beban berat yang digendong bukan angin

Silahkan ambil hati boleh rogoh rempela

Asalkan berhias damai pasti disambut cita

Berlakulah bagai samudera di pintu muara

Seperti apa air sungai tanpa gejolak diterima

Cermin besar terbentang kita ada hidup payau

Berdampingan damai tawar asin tanpa galau

Dalam dendang irama kian selaras tiada parau

Itulah ragam nusantara tetap indah menghijau  

****

Bekasi Raya, 15/09/20

##Slamet Arsa Wijaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun