Seiring rembulan menghempaskan remang
Fajar behias gading ucap jumpa lagi di petang
Warna-warni pelagi takkan lapuk dan lekang
Karena ketulusan adalah buah yang matang
Kejujuran itu bukan ada di rupa tetapi di rasa
Tak usah rias, hati beraura wajah mempesona
Jadilah  buah semangka penyeka haus dahaga
Keras berupaya dan berjibaku wujud jiwa setia
Bila bintang-bintang berselaput awan kelabu
Bagai cantik yang tak tulus karena bergincu
Laksana hanyut hati oleh lihainya penipu
Terlenalah para jiwa terbuai indahnya rayu
Bila memahami biru jingganya cakrawala
Tak perlulah rambu di pampangkan mata
Batin yang sejuk mudah untuk mencernaÂ
Niscaya jadi pribadi yang sulit tuk dipedaya
Keceriaan pagi terbentangkan asa luas
Takkan henti orang cerdas terus menggagas
Memikirkan kebersamaan tak pernah pungkas
Bagi negarawan majunya negeri jadi prioritas
*****
Medan Satria, 04/10/20
##Slamet Arsa Wijaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H