Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Penjarakan Nurani Ratapi Kesalahan Diri

1 Oktober 2020   18:07 Diperbarui: 1 Oktober 2020   20:00 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya ku sesali kau jadi tebing tempat air mengucur

Sebagai wahana kesenangan deras cinta yang meluncur

Kau hanyut dan jadi kepuasan hasrat yang terus tersalur

Kau luluh dia melenggang acuh tak peduli rasamu hancur

Keluar dari sudut sempit jangan sekap jiwa berhari-hari

Tak perlu kau penjarakan nurani meratapi kesalahan diri

Toh tiada yang peduli, tetap kalut makin digulung sunyi

Terbukti mentari ceriakan pagi, kau dibiarkan sembunyi

Banyak yang terseok langkah dan terkurung kegelapan

Mereka mau sadari bukan meratapi jadi insan menjijikan

Dalam sarat dosa dan legam noda tetap berusaha cari jalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun