Hawa pancaroba kadang sejuk kadang hangat
Temperatur suhu meninggi luncurlah keringat
Aku pun menikmati eforia berjingkat jikngkat
Bangkitkan akumulasi akan tercapainya hasrat Â
Banyak anak tangga kompetisi ke singgasana
Yang tegap gagah makin mengkilap berwibawa
Usung prestasi cakap tingkat langit dan cendikia
Ada pula yang menghiba dengan batikkan aniaya
Meski masih lama hajatan akbar akan digelar
Sang pengantin kemarin masih asyik di kamar Â
Mertua sudah didesak desak lagi oleh pelamar
Rindu molek gadis bagai kembang yang mekar
Tapi para pelamar krediblitasnya meragukkan
Jujur kalah gagah yang mertua pilih dan impikan
Bukan harus muda terpenting jujur dan militan
Mampu atasi kemelut keluarga dengan cekatan
Satu calon pelamar birahinya agak kelewat tinggi
Demi cukup modal sosial berbagai cara dicari cari
Pakai menangis mengaku dibedakan dan dizolimi
Tapi kini senyum ajakan nonton bareng dituruti
*****
Bekasi, 28/09/20.
##Slamet Arsa Wijaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H