Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi Bertasbih Segarnya Kolbu bagai Terbasuh Embun

24 September 2020   05:48 Diperbarui: 24 September 2020   05:55 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kejora berganti fajar, adalah estafet anugerah yang tiada jeda. Kasat mata bulan meredup cahayamu bintang pun sama. Sejatinya kau sedang menunduk sujud atas pagi, dari sepanjang malam mengangungkan generlap semesta. Damai berjubah kabut kabut dan wajah kemilau terbasuh embun bening. Seiring lambaian sapa bintang-bintang di langit pamit ke keperaduan.

Bergilirlah daun-daun bersujud mengagungkan asmaNya. Seperti rutinitas para sufi dan santri santri bagai kunang kunang bertebaran sambut fajar. Tapi di hatimu tlah mekar puspa kusuma wanginya surgawi dan tenangkan rasa. Lalu berduyun-duyun sambut karuniaNya ke masjid dan mushala mushala.

Seyogyanya kita bergilir mencerahkan dunia dengan cahaya batin. Mampu bercermin rembulan tanpa pamrih tunaikan bakti menerangi hingga ke celah celah dan lorong lorong sunyi menjadi benderang. Janganlah kita abai kepergian bulan yang berganti mentari, selayaknya jiwa terjemahkan makna karunia dalam keseharian.

Bintang rembulan telah khusuk ibadah tanpa meminta balas keringat, dan mereka terbebas dari kegelisahan diri. Mari berganti tugas makmurkan tempat ibadah seperti purnama yang tidak mengenal awal dan akhir selalu kemilau. Pertahankan semangat berjamaah kan makin terang di rongga rongga kalbu. Terus berzikrullah raih kesejukan bersanding kembang kembang bermekaran.

*****

Bekasi, 240920.

##Slamet Arsa Wijaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun