Ketika dermaga sudah di muka jendela
Gelombang samudera di tatapan mata
Pantaskah mengaku ada di ruang hampa
Benar tak dengar apa apa atau membuta
Sadar, kita ini ada di pusaran mutli prahara
Bila celaka tak libatkan sobat habis perkara
Tetapi ini berantai terkena satu kena semua
Wajibnya kita waspada bukan saling curiga
Tiada yang paling kuat dia intai nyawa kita
Nurani biar bicara tak salahkan siapa siapa
Jiwa, lucuti angkuhku dan lebar buka mata
Deritaku derita sohib egoku kawan celaka Â
Tuhan buang lupaku tuk ikuti protokol
Biar lahir batin ini sehat kita yang kontrol
Benam dalam dalam dengki tiada dongkol
Patuhi aturan wabah ini kita bisa borgol
Heppy weding tlah kewalahan gelar pesta
Pesta senyap pengantin bisu sejuta bahasa
Kita istirahatkan pabrik peti mati berpesta
Hentikan air mata sudahi mata air nestapa
*****
Bekasi, 140920.
##Slamet Arsa Wijaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H