Bersyukur Kepada Allah dan Bangkit Berprestasi
Bersama Persaudaraan Setia Hati
Â
Â
Salam Persaudaraan Setia Hati,
Â
Sekilas Pandang Persaudaraan Setia Hati Â
Berdirinya organisasi Persaudaraan Setia Hati (PSH) pada tahun 1932 tidak terlepas dari peran besar seorang Bapak Moenandar Hardjowiyoto, seorang murid/siswa di Padepokan Pencak Silat Setia Hati yang dipimpin oleh tokoh Pencak Silat Eyang Suro Diwiryo sebagai pencipta ajaran Setia Hati (SH), yaitu pencak dan kerohanian. Bapak Moenandar adalah seorang santri, sebagaimana biasanya seorang santri sudah mahir berpencak silat untuk melindungi dirinya dan untuk melawan penjajahan Belanda waktu itu. Bapak Moenandar bergabung di Padepokan Pencak Silat SH yang dilatih oleh Eyang Suro sendiri pada akhir kwartal tahun 1921, kira-kira bulan Oktober/November tahun 1921.
Bapak Moenandar Harjowiyoto selaku Ketua Kerohanian dan Ketua Umum PSH, selalu menyampaikan untuk diketahui bahwa ajaran  SH bukanlah suatu ajaran ilmu klenik, akan tetapi merupakan suatu upaya pendidikan dalam membentuk manusia utuh yang berbudi pekerti luhur.
Raden Marjoen Soedirohadiprodjo
Lahir di Kota Magelang pada tanggal 05 April 1912 dari pasangan Raden Moerti Soedirohaditanoyo dan Ayu Soedjanis. Bapak Marjoen mulai berlatih pencak silat di usia 12 tahun, dimana pada  tahun 1933 masuk di Perguruan Pencak Silat  PSH (dulunya Setia Hati Organisasi (SHO)). Beliau tergolong masih sangat muda dan penuh dengan sikap yang bijaksana dimana di usia yang baru 22 tahun tepatnya tahun 1934 terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persaudaraan Setia Hati (PB PSH) sampai dengan tahun 1938, saat itu kepengurusan berpindah dari Semarang ke Yogyakarta.