Wah-wah hebat benar nich pendekar mabok mempunyai beragam jurus mematikan.
Namun sayang, hanya dengan sedikit kepretan RR. Semua jurus saktinya langsung melempem .... nglemprek.
Tampaknya sang pendekar mabok terlalu asik dengan pamer jurusnya, sehingga lupa bahwa gelanggang belum ditata, arena belum disiapkan. Bahkan pendaftaran pun masih belum ditetapkan. Apa yang selama ini dilawan oleh sang pendekar mabok adalah bayangan saja. Orang-orang yang belum tentu sebagai Balon Gubernur DKI.
Pamer kekuatan sebagai sang pendekar mabok yang haus kekuasaan pun hanya sebagai ajang menumpuk musuh dan permusuhan. Musuh selalu bertambah, kawan semakin berkurang. Apa arti pendekar kalau bangga karena ditakuti, bukan disegani. Bahkan rakyatpun semakin deg-degan dengan perilaku kasar yang selalu menggertak akan diusir, itu bukan tempatmu.Â
Sumber Waras dan Reklamasi hanyalah sekedar tirai yang belum disingkap.
Semoga sang pendekar mabok tidak ngos-ngosan saat pertandingan dimulai dan gelanggang telah digelar. Dimana lawan sejati yang sesungguhnya akan muncul. Â Lawan sejati yang tidak perlu pamer kekuatan sebelum waktunya. Lawan sejati yang bisa mengalahkan walau hanya dengan senyum. Dan anda jangan menuntut lawan sejati itu dimunculkan sekarang. Karena memang belum waktunya. Belum saatnya.
Dan semoga tidak ada lagi tirai-tirai lainnya selain SW dan Reklamsi yang siap disibakkan. Dan semoga pendekar mabok tidak ngos-ngosan saat arena telah digelar.
Kalau yang kasar dianggap sebagai prestasi, apakah kita tidak bisa melihat dengan kesantunan Jokowi telah berbuat jauh lebih banyak.
Masa sich Indonesia tidak punya calon pemimpin yang lebih baik
#Saatnya berpikir
Â
*) Ahok=Ahok dan persekutuannya