Mohon tunggu...
Slaheyan
Slaheyan Mohon Tunggu... -

pembaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Pernah Halangi Ahok jadi Cagub

4 April 2016   10:01 Diperbarui: 4 April 2016   10:40 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita wajib menghormati dan menghargai upaya Ahok untuk tetap menjadi Gubernur DKI. Kita tidak boleh menghalangi niat dan itikad yang begitu menggebu dalam dirinya. Kita butuh orang orang yang penuh rasa optimis.

Teman Ahok, kumpulan anak muda yang penuh percaya diri dengan semangat MEDSOS sebagai megaponnya. Dimana dengan satu arah dia ingin mengarahkan konstituen atas suatu pilihan. Apakah mereka bisa merasakan tangis, marah, keinginan konstituen. Komunikasi politik tentu tidak bisa dengan satu arah. Butuh dua arah. Konstituen butuh rasa dan emosi diperhatikan, mereka perlu dijabat tangannya, mereke butuh disentuh pundaknya bila berkeluh kesah.

Apapun semangat Teman Ahok sangat layak didukung dan disemangati, maju terus kaum muda serta selalu belajar.

Nasdem dan Hanura sebagai pendukung kepagian. Bagaimana mungkin partai yang didirikan dengan suatu ideologi bisa menggadaikan ideologi partainya kepada orang yang tidak sepaham posisi/perjuangan partai. Apalagi hanya sebatas pendukung bukannya pengusung.

Okelah kita coba hargai niat ke-2 partai tersebut dengan alasan apapun. Namun ketika bicara tanpa mahar, rasanya kok ragu ya ....

Hanura Tak Mau Menterinya Dikurangi, kalau Bisa Ditambah Jadi Empat
"Bagi kami yang sejak awal mendukung Jokowi-JK, kita enggak mau dong portofolio kita dikurangi," kata Erik dalam diskusi yang digelar Smart FM di Jakarta, Sabtu (2/4/2016). KOMPAS

Melihat begitu semangat apakah ada hak kita untuk menghalangi kemauan dan tekad menjadi Cagub. Jangan pernah kita lakukan kawan, ayo bersama-sama kita dukung.

Benar kita dukung sebagai Cagub.

Apakah kita perlu mendukung sebagai Gubernur DKI? Wah... wah kalau ini tunggu dulu. Ya tunggu dulu. Kalau sebagai pemimpin, tunggu dulu kawan.

Kalau kemarin kita dapat Gubernur kan karena lungsuran saja. Kita tidak ikut memilihnya. Sekarang kita berhak memilih, maka pilihlah yang lebih baik.

Kalau sebagai Pimpinan/Gubernur, kita lihat apa prestasinya.

Mengubah Waduk Pluit, apakah yakin ini 100% prestasi Ahok
Memindahkan warga ke rusun, apakah kita yakin ini 100% idealisme Ahok
Menertibkan Tanah Abang, apakah kita yakin ini 100% prestasi Ahok

Mengubah Kalijodo, ini bisa jadi prestasi Ahok
Menertibkan Kampung Pulo, bisa jadi ini prestasi Ahok
Dan masih banyak lagi mestinya.

Bagaimana dengan gaya bicara, bagaimana tingkat amarahnya, bagaimana dengan main tunjuk, pecat, gaya ngelesnya dan masih banyak lagi keburukannya.

Dan jangan lupa potensi kasus di APL.

Kalau sebagai Cagub, kita boleh tidak ambil pusing siapa dia. Asalkan memenuhi syaratnya biarkan saja kalau perlu kita dukung. Tapi kalau sebagai Pemimpin/Gubernur bukankan kita harus paham bibit bobot dan bebetnya.

Indonesia begitu luas, banyak pemimpin-pemimpin hebat dengan niat yang hebat dan prestasi lebih hebat. Namun mereka bukan selebritis politik. Sehingga pasti kita memiliki banyak stok bibit pemimpin hebat yang mudah kita pilih. Diantara pilihan itu pasti banyak yang memiliki bobot dan bebet yang lebih baik.

Apalagi era MULUT API telah berganti. Fahrih Hamzah sudah tidak berkutik, Fadli Zon sudah lama tidak berapi mulutnya, walaupun sesekali masih bisa mengeluarkan asapnya.

Masa sich Indonesia tidak mempunyai calon pemimpin yang lebih hebat

#saatnya berpikir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun