Sebagai pakar kos, saya sudah pernah menghuni berbagai jenis kos. Kecuali kos yang bayarnya mahal. Mulai dari kos yang khusus cewek, khusus mahasiswa eh ga ding... khusus mahasiswi kan saya perempuan tulen, sampe kos yang nerima siapa saja asalkan mbayar.
Entah mengapa, semua kos yang pernah saya huni selalu menyimpan kisah horor. Entah hantu mengikuti saya kemana saya pergi atau saya yang mengikuti hantu. Entahlah.... Tapi selalu ada ‘penghuni’ tambahan. Saya ceritain yang paling saya ingat saja.
Waktu jadi anak kos khusus mahasiswi, kalau sudah di atas jam 12, ada saja kejadian aneh. Bunyi-bunyi aneh terdengar tanpa wujud. Seperti suara langkah kaki di tangga, bunyi orang lagi mandi, ataupun bunyi orang lagi nyikat baju. Dan begitu dicek tidak ada siapa siapa. Dari hasil penerawangan katanya ‘penghuni’ kos itu adalah seorang ibu dan anak perempuan. Anehnya bunyi ini tidak pernah terdengar apabila musim ujian tiba. Hantu itu sepertinya punya toleransi tinggi. Dia tidak menghantui yang sedang ujian mungkin ga enak kalau nilai kami jelek.
Waktu ngekos yang nerima segala penghuni. Penghuninya beragam, mulai dari yang tunggal, ganda hingga yang ganda campuran alias yang sudah menikah, semua ada. Minggu pertama ngekos, si bapak penjaga kos sudah ngasih tau kalau di kos itu ada ‘penghuninya’. Respon saya biasa saja, tidak terlalu nanggapin. Karena menurut kawan saya yang punya banyak indra yang terbiasa melihat mahkluk tak kasat mata, katanya semakin ditanggapi semakin sering dia nongol. So, jangan kasih hati. Karena hati saya hanya untukmu. Iya KAMU yang lagi baca....
Saya tidurnya sudah larut habis nonton pilm. Rasanya seperti mimpi ada yang narik-narik kaki kiri saya . Kedua tangannya mencengkeram pergelangan kaki saya dan saya berpegangan erat di pohon. Saya berjuang bertahan supaya tidak bisa ditarik olehnya. Semakin kuat dia menarik, semakin kuat pula saya saya berpegangan. Sampai tenaga saya rasanya sudah mau habis. Masih di dalam mimpi itu saya seperti tersadar bahwa mahkluk jahat itu hanya bisa dikalahkan dengan doa. Masih dengan posisi yang sama saya berdoa dan cengkeraman kaki saya lepas seketika.
Saya terbangun ngos-ngosan, baju basah karena keringat, kedua tangan saya masih berpegangan di kepala tempat tidur. Saya pun menyalakan lampu kemudian nyalain kompor listrik. Mau masak mi plus teh manis hangat. Lapar banget. Setelah perut terisi sepertinya otak saya terkoneksi. Penasaran dengan kaki saya. Dan benar, pergelangan kaki kiri saya merah dan ada bekas jari melingkar. Bingung. Ko bisa ya?. Setelah pagi saya cerita ke bapak penjaga kos dan beliau mengatakan bahwa kamar itu memang auranya gelap, panas, dan belum pernah orang tinggal lama disitu. Paling lama 2 bulan. I don’t care lah. Persetan...! masa perhantu?.
Kejadian terbaru di kos saya sekarang. Persis seminggu yang lalu tepatnya hari Rabu. Jam 2.15 pagi terdengar ada yang menjerit di kamar ujung di lantai 2. “Aaaaaaaaa.... ada hantuuuu....”. Penghuni kamar langsung keluar dan dan menggedor-gedor kamar saya. Bukan hanya penghuni kamar ujung, kamar sebelahnya juga sudah ikut bergabung. Dalam sekejap sudah ada 4 orang di kamar saya. Penghuni kamar ujung mukanya pucat. Penghuni lain mungkin belum pulang atau malah masih tertidur pulas. Terjadilah dialog berikut. PK adalah singkatan dari penghuni kamar.
PK Ujung : “Kak, tolongin... ada hantu di kamarku”
Saya : “Haa...?masa?”
PK Ujung : “Iya... Dia ada di jendela”
Saya : “Hantunya minta tolong?”