Mohon tunggu...
Skolastika Anggita
Skolastika Anggita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Seorang mahasiswi yang ceria, suka tertawa dan tertarik belajar media :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merasa Gaul? Tau Slang Anak Tahun 90-an Nggak?

3 November 2021   17:10 Diperbarui: 3 November 2021   18:04 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini di saat perkembangan media sosial semakin pesat, banyak orang yang merasa mudah untuk mendapatkan teman baru dan menjadi anak "gaul" dengan mengikuti segala konten yang ada di media sosial. Salah satu ciri sebagai anak "gaul" zaman  sekarang dengan menggunakan slang atau bahasa gaul dalam bicara sehari-hari atau dalam media sosial. 

Tapi ternyata penggunaan slang sebagai anak gaul juga berlaku loh di tahun 90-an di saat internet dan sosial media belum sebesar ini. kalian generasi milenial yang merasa "gaul" tau nggak slang apa aja di kalangan anak gaul 90-an? Yuk cari tau slang anak 90-an biar gaul-nya unlimited!

Eits! Sebelum mengenal slang anak 90-an kita pahamin dulu yuk tentang slang! Nah, dalam jurnal Khoirurrohman & Abdan (2020, h. 2) dijelaskan bahwa slang adalah variasi sosial   yang bersifat khusus dan rahasia. Variasi  bahasa  slang ini  bersifat  sementara  dan digunakan  oleh  kelompok  sosial  tertentu, juga  slang ini digunakan hanya pada situasi nonformal karena bentuknya yang tidak baku. 

Untuk lebih konkritnya pada zaman sekarang, slang yang sering digunakan oleh anak milenial seperti, kepo, galau, bomat, mager, OTW, santuy, dan lain-lain. Udah nggak asing dong pasti dengan kata-kata itu? Sekarang nih baru kita telusuri slang anak 90-an gimana sih?

Di tahun 90-an disaat pergaulan belum sebesar sekarang, anak-anak muda zaman itu menggunakan slang di kalangan pertemanan mereka contohnya seperti di circle geng sekolah, pertemanan anak kompleks perumahan, circle tongkrongan warkop, dll. Terciptanya slang ini juga bisa berasal dari dalam circle pertemanan maupun anak-anak seumuran yang masih satu wilayah dengan mereka. 

Slang pada tahun 90-an itu pun cukup unik, seperti yang sering digunakan oleh Pak Agus (46 tahun) di mana slang yang sering beliau gunakan saat muda banyak berasal dari Hanacaraka atau aksara latin Jawa. Meskipun menurut beliau pada saat muda hal itu sulit dipahami karena berdasarkan aksara Jawa, tetapi slang-slang ini banyak digunakan oleh anak muda "gaul" di Yogyakarta. Contoh slang tersebut, seperti :

1. Lesgi = Ngerti / Tau

contoh penggunaan : "Kowe lesgi ora?" (Kamu ngerti nggak?)

2. Poya = Ora / Tidak

contoh penggunaan : "Gelem roti poya?" (Mau Roti nggak?)

3. Dalat = Makan

contoh penggunaan : "Ayo lungo dalat" (Ayo pergi makan)

4. Temon = Cewek

contoh penggunaan : "Ono temon ayu" (Ada cewek cantik)

5. Panyu = Aku

contoh penggunaan : "Panyu lunga ning malioboro" (Aku pergi ke malioboro)

6. Satup = Bagus

contoh penggunaan : "Sepatune satup tenan" (Sepatunya bagus banget)

Dalam pergaulannya dulu, Pak Agus menyebutkan bahwa penggunaan slang Jawa tersebut dapat dikombinasikan satu sama lain. Contohnya ketika akan berbicara dengan teman bahwa Ia tidak mengerti pelajaran matematika, Pak Agus menyebut bahwa hal tersebut dapat dikatakan dengan "Panyu ora lesgi pelajaran matematika." 

Kata-kata gaul ini sering beliau tuturkan pada saat beliau berada di bangku SMA sekitar tahun 1993. Meskipun slang pada zamannya itu agak sulit untuk dipahami, tetapi menurut Pak Agus slang yang sering digunakannya itu dapat memantik minat anak remaja pada zaman itu untuk mempelajari budaya Jawa karena slang tersebut berbasis dari aksara Jawa. Namun, sayangnya slang yang berbasis budaya tersebut sudah tidak pernah digunakan pada zaman ini.

Walaupun pernyataan Pak Agus bahwa slang pada masa mudanya di tahun 90-an sudah tidak pernah digunakan lagi, tetapi sebenarnya ada juga slang pada tahun 90-an yang masih bertahan sampai saat ini. Seperti yang dikatakan oleh Bu Vero (45 tahun) banyak slang pada zaman remajanya yang dibawa dalam komunikasi saat ini. Beberapa slang tahun 90-an yang sering digunakan Bu Vero pada saat remaja dan masih bertahan hingga sekarang, seperti :

1. Jablay = Jarang di belai

2. Boker = Buang air besar

3. Dab = Mas / Saudara laki-laki (di daerah Yogyakarta)

4. Doi = Gebetan / pacar

5. Kongkow = Nongkrong

Bu Vero merasa bahwa bertahannya beberapa slang tahun 90-an hingga zaman sekarang itu karena masih banyaknya orang-orang seumurannya yang masih menggunakan bahasa tersebut saat berbicara dengan orang disekitarnya. Terkadang secara tidak sadar pun Bu Vero berkata bahwa sering membawa kata-kata slang tahun 90-an seperti boker dan kongkow saat berbicara dengan anaknya yang sudah masuk ke generasi milenial. 

"Mungkin karena bahasanya mudah dipahami dan tidak berasal dari bahasa daerah tertentu, jadi kata gaulnya masih kebawa sampai sekarang" Sebutnya saat saya tanyakan terkait kata gaul tahun 90-an yang masih sering digunakan sampai saat ini. 

Nah, ternyata di tahun 90-an di saat internet dan media sosial belum sebesar ini, anak remaja pada zaman itu tetap bisa gaul dengan penggunaan berbagai slang dalam berkomunikasi. 

Slang yang digunakan pada zaman itu pun cukup unik dan sangat berbeda pada saat ini. Walau begitu, ternyata masih ada juga beberapa slang yang digunakan tahun 90-an dan masih sering digunakan hingga sekarang. Sekarang, bagaimana tanggapan kalian si anak gaul tahun 2021 tentang slang yang digunakan tahun 90-an? apakah unik dan keren? lalu, menurut kalian kalau slang itu digunakan lagi di zaman sekarang masih cocok nggak sih? tulis tanggapan kalian di kolom komentar ya! Sampai jumpa. 

Referensi :

Khoirurrohman, T. & Abdan, M. R. (2020). Analisis Pemakaian Variasai Bahasa Slang Pada Remaja Desa Kalinusu : Kajian Sosiolinguistik. Jurnal Ilmiah SEMANTIKA, 1(02), 1--11.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun