Siti Khumaidah¹, Muhammad Nofan Zulfahmi²
Â
Gotong royong adalah nilai penting dalam pendidikan karakter yang perlu diterapkan di sekolah untuk membentuk kepribadian peserta didik. Menurut Koentjaraningrat (Hayati et al., 2023), gotong royong merupakan sikap dan perilaku masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk saling membantu dan bekerja sama secara suka rela tanpa adanya paksaan. Nilai gotong royong tidak hanya mengajarkan kerja sama, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan, kepedulian, dan rasa tanggung jawab terhadap orang lain (Yasni et al., 2021: 82). Nilai gotong royong semakin memudar di tengah perubahan zaman dan kuatnya pengaruh individualisme. Diperlukan pendekatan dan metode yang efektif untuk mewujudkan hal tersebut, guna menghidupkan kembali semangat gotong royong di kalangan peserta didik dan menjadikannya bagian dari karakter generasi muda.
Salah satu pendekatan yang efektif untuk menumbuhkan karakter gotong royong adalah melalui pendidikan berbasis proyek, yang memungkinkan peserta didik belajar melalui pengalaman langsung dalam kerja kelompok. Contoh proyek yang dapat dilakukan di sekolah adalah budikdamber. Budikdamber merupakan inovasi dalam teknik budidaya yang ramah lingkungan. Teknik ini menggabungkan budidaya ikan dan sayuran dengan menggunakan ember sebagai tempat untuk membudidayakan ikan serta memanfaatkan media air untuk menumbuhkan tanaman (Simanjuntak et al., 2023: 400). Kegiatan ini tidak hanya memperkuat kemampuan akademik peserta didik dalam memahami konsep ekologi, tetapi juga mengajarkan mereka nilai-nilai gotong royong dan kerja sama dalam menyelesaikan masalah.
Proyek budikdamber sejalan dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek atau Project-Based Learning (PjBL), yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar melalui pengalaman nyata dan kolaborasi (Damayanti, 2023). Â Pendekatan ini relevan dengan teori konstruktivisme yang dikembangan oleh Vygotsky (Arafah et al., 2023), dimana pembelajaran yang efektif terjadi ketika peserta didik terlibat dalam interaksi sosial yang memungkinkan pemahaman bersama melalui dialog dan kerja sama. Melalui proyek ini, peserta didik diajak untuk saling mendukung dan bekerja bersama, yang mencerminkan nilai-nilai gotong royong sebagai bagian dari pendidikan karakter. Ikut terlibat dalam proyek budikdamber memungkinkan peserta didik dapat belajar tentang pentingnya tanggung jawab, kerja sama, serta peduli terhadap lingkungan, yang merupakan keterampilan penting bagi kehidupan bermasyarakat.
Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menetapkan gotong royong sebagai salah satu nilai utama yang harus dikembangkan pada peserta didik, bersama dengan religius, nasionalis, mandiri, dan integritas. Program ini mendorong penginternalisasian nilai-nilai tersebut, termasuk gotong royong, dalam konteks nyata seperti proyek budikdamber. Sejalan dengan itu, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan pentingnya Pendidikan dalam mengembangkan akhlak mulia dan kepribadian peserta didik, serta memiliki kemampuan interaksi sosial. Pembelajaran berbasis proyek seperti budikdamber menjadi aplikasi nyata dari regulasi ini.
Secara keseluruhan, proyek budikdamber menunjukkan potensi besar dalam menumbuhkan karakter gotong royong di kalangan peserta didik. Melalui proyek ini, mereka belajar bekerja sama, saling tolong-menolong, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, sekaligus melatih kepekaan sosial, empati, dan tanggung jawab. Penerapan pembelajaran berbasis proyek ini sesuai dengan teori konstruktivisme dan didukung oleh regulasi pemerintah terkait pendidikan karakter. Peserta didik tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga melihat dampak nyata dari kolaborasi dalam mencapai hasil optimal. Proyek budikdamber menjadi sarana yang tepat untuk membangun karakter gotong royong sekaligus mendukung tujuan pendidikan nasional dalam mencetak generasi berkarakter, kreatif, dan peduli terhadap sesama.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Arafah, Andi Asrafiani, Sukriadi, dan Samsuddin, Auliaul Fitrah. Â (2023). Implikasi Teori Belajar Konstruktivisme pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Mipa, 13(2), 358--366. https://doi.org/10.37630/jpm.v13i2.946
Damayanti, Â et al. (2023). Strategi Pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Jurnal Pendidikan Sosial & Humaniora, 2(2), 706--719. Diakses dari https://publisherqu.com/index.php/pediaqu
Hayati, K. R., Darmawan, A. B., Putri, H. M., dan Faza, I. A. (2023). Implementasi Nilai Gotong-Royong dalam Kehidupan Bermasyarakat di Perum YKP Pandugo II. Implimentasi Nilai Gotong Royong (Kinanti R Hayati) Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(5), 978--983. https://doi.org/10.5281/zenodo.8080211
Simanjuntak, R. F., Suriata, Ose, M. I., Handayani, F., Setyawan, F. H., Hasanah, N., Cahyaningrum, W., Nurasmi, R. J., Gusriani, Evi, Nuriyah, AP, A., Fathonah, S., Laga, A., Yulma, Zainuddin, Ramli, Deny, Murdianto, ... Octamelia, M. (2023). Peduli Stunting Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting. Penerbit Adab. https://books.google.co.id/books?id=0Eq-EAAAQBAJ
Yasni, S., Matulessy, A., Zam, E. M., Arifianto, Y. D., Rahmat, A., Widianti, R. J. N., Suryawati, N., Silfiah, R. I., Hindarto, M. A., & Rosando, A. F. (2021). MERAWAT NILAI-NILAI KEBANGSAAN DALAM KEBHINNEKAAN DI TENGAH COVID-19. Zahir Publishing. https://books.google.co.id/books?id=HWs8EAAAQBAJ
____. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
____. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H