Nampaklah pada kita bahwa yang merugi pada orang-orang tersebut adalah kehendaknya yang buas, yang seakan lapar akan nafsu dunia yang terbatas. Mereka kehilangan suatu pondasi bahwa suatu saat kehendak itu akan menggerogoti kehidupannya setetes demi setetes sampai habis dilalap api.
Mereka dan Kemunculan Frankenstein
Kemunculan kehendak sang buas ternyata tidak datang dengan sendirinya, namun berjalan berliku seolah bermain pacman. Monster-monster yang bernaung didalam hati mereka seakan terus menyilaukan hati mereka untuk sedikit membuka mata hati untuk membuka kembali pengalaman yang lalu.
Monster tersebut bernaung merdu dan diterima baik didalam pikiran mereka yang telah tercampuri kotoran tinja yang najis.
Seolah tak mau berdamai dengan masa lalu yang indah dan rupawan. Apakah mereka yang lupa itu adalah buta mata atau buta hati? Yang jelas adalah mereka buta dengan melihat keadaan masa-masa silamnya yang tidak seburuk rupa seperti sekarang.
Semoga makhluk buas yang bernaung didalam mereka yang berkehendak jauh dari kehidupan masa silamnya, hancur lebur dan binasa oleh suatu pengadian penting pada sang Pencipta Semesta Raya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H