Jadi, pendapat bahwa setiap negeri mempunyai Teori HI-nya sendiri bersesuaian dengan situasi tertentu masing-masing adalah kesimpulan yang dapat diperoleh para cendekiawan Tiongkok dari pembacaan mereka terhadap literatur Eropa/Amerika yang dipenuhi banyak kritik Teori HI, dan hakikatnya dan problematikanya serta masalah dalam pengaplikasiannya di masyarakat di luar sistem negara-negara Eropa, tempat di mana HI dikembangluaskan.
Dilihat dari perkembangan disiplin HI, semestinya Teori HI Tiongkok memiliki kedekatan terbesar dengan pendekatan sosiologis dan historis yang terinspirasikan dari kaum Marxis. Dalam beberapa hal mereka memang demikian, bahkan di antara para praktisi HI “liberal”, seperti Zhao dan Ni, yang tetap saja menekankan keutamaan metodologis materialisme historis dalam analisis hubungan internasionalnya. Jadi, meskipun HI adalah bidang yang relatif baru di RRT, tetap saja tunduk pada kontradiksi ideologis modernitas global yang sama seperti HI di tempat lainnya – kecuali bahwa kontradiksi dalam kasus ini bermain di wilayah politik dan sejarah Tiongkok yang memang memiliki karakteristiknya sendiri, jika malah bukan di bentuk oleh klise-klise tentang “karakteristik Tiongkok” itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H