Sejatinya, dikutip dari The Guardian, wacana Pemerintah Swedia kembali menggunakan buku cetak sebagai media pembelajaran sudah mencuat sejak 2022 silam. Pada saat itu, Menteri Sekolah Swedia, Lotta Edholm mengatakan, siswa Swedia membutuhkan lebih banyak buku pelajaran. Sebab, buku fisik penting untuk pembelajaran siswa.
Pemerintah Swedia bahkan berencana untuk melangkah lebih jauh dengan mengakhiri pembelajaran digital untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun.
Senada dengan Edholm, Institut Karolinska Swedia juga menunjukkan bukti ilmiah bahwa perangkat digital justru merusak pembelajaran.
Edholm kemudian mengumumkan bahwa pemerintah ingin membatalkan keputusan badan nasional untuk pendidikan yang mewajibkan penggunaan perangkat digital di prasekolah pada Agustus 2023.
Pasalnya, pengembalian buku cetak sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan dasar siswa. Memperoleh pengetahuan melalui buku teks cetak dan keahlian guru, lebih akurat daripada memperoleh pengetahuan dari sumber digital yang tersedia secara bebas, tetapi belum tentu terverifikasi.
Bagaimana pendididikan di Indonesia? Mau terus digital dan medsos? Lihatlah dunia digital dan medsos sudah mengubah manusia Indonesia menjadi kurang beradab, menanggalkan etika dan moral?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI