Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Swedia Ikuti Jejak Finlandia, Kembali ke Buku Teks Cetak

17 Januari 2025   15:45 Diperbarui: 17 Januari 2025   15:45 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Masalah yang muncul

Sekadar mengingatkan kembali, pada tahun 2009, Swedia memutuskan untuk mengganti seluruh buku cetak dengan perangkat digital sebagai media pembelajaran. Optimis bahwa penggunaan perangkat digital bisa mengubah sistem pendidikan menjadi lebih mudah diakses dan mempersiapkan para siswa menuju ke tuntutan digital pada abad ke-21.

Sayang, dengan pogram transisi pendidikan tersebut, terbukti tidak memberikan hasil yang diharapkan. Bahkan, beberapa orangtua mengaku menghadapi tantangan, di antaranya keterampilan dasar berupa membaca dan menulis para siswa semakin menurun.

Setali tiga uang, para pendidik
juga menemukan fakta bahwa para siswa, ternyata kesulitan berkonsentrasi dan mengingat informasi saat menggunakan layar digital daripada dengan metode pembelajaran berbasis buku cetak.

Penelitian oleh Dewan Riset Swedia untuk Kesehatan, Kehidupan Kerja, dan Kesejahteraan (Forte) juga tidak menampik bahwa pembelajaran menggunakan teknologi digital dengan menatap layar berjam-jam terbukti menghambat kemampuan siswa untuk lebih fokus dalam memproses informasi yang kompleks.

Selain itu, data dari Studi Kemajuan dalam Literasi Membaca Internasional (PIRLS) menunjukkan bahwa keterampilan siswa di Swedia terus menurun pada 2016-2021.
Pada 2021, siswa kelas 4 di Swedia memperoleh rata-rata 544 poin, turun dari rata-rata 555 di tahun 2016.

Menurut pakar pendidikan di Institut Pendidikan Nasional Swedia, Anna Lindstrom, dikutip dari The Universal. "Dampak layar dengan lampu latar pada konsentrasi dan pemahaman jauh lebih signifikan daripada yang kami perkirakan."

Anna juga memaparkan bahwa siswa sering kali menggunakan perangkat teknologi itu untuk bermain gim atau menjelajahi internet selama berjam-jam di sekolah. Kebiasaan itu, mengurangi keterlibatan siswa di kelas.

Oleh sebab itu, banyak orangtua yang menyuarakan kekhawatiran mereka terkait konsekuensi yang tidak diinginkan akibat transisi ke teknologi digital ini.

Salah satunya, seorang ibu Maria Svensson, mengeluhkan bahwa dia melihat anaknya terganggu oleh gim dan media sosial selama jam sekolah, yang memengaruhi prestasi akademisnya.

Buku fisik penting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun